Semarang,koranpelita.com
Upaya mewujudkan ketahanan pangan di Kota Semarang terus digalakkan oleh pelaksana tugas atau Plt. wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu. Pihaknya bahkan berencana untuk memasukkan mata pelajaran bercocok tanam atau urban farming ke dalam kurikulum merdeka.
“Kebetulan nilai-nilai yang terdapat dalam kegiatan ini (urban farming) terkait dengan yang terdapat di kurikulum merdeka belajar. Dengan kegiatan yang mulai dilaksanakan di sekolah, maka diharapkan dapat menumbuhkan kepedulian serta kesadaran dalam diri anak-anak dan menguatkan kerekatan antara orang tua dengan anaknya,” ujar Ita, sapaan akrab Plt. wali kota di Balaikota, Kamis (5/1/2023).
Di hadapan para Kepala TK, SD, hingga SMP Negeri, Ita juga menuturkan pentingnya pengajaran kepada masyarakat, agar lebih berjaga-jaga serta sadar terhadap potensi krisis yang dapat terjadi khususnya di tahun 2023 ini.
“Jadi pada tahun 2022 kemarin Presiden selalu mengingatkan bahwa tahun 2023 ini bisa terjadi krisis pangan dan krisis energi. Demikian pula akan terjadi resesi global, tapi semoga di Kota Semarang tidak terjadi,” terangnya.
Hanya sekarang PR nya adalah bagaimana kita tinggal menggerakkan anak-anak, karena anak pasti senang berinteraksi bareng, bahkan juga bisa menggerakkan orang tua. Kalau anak-anak ini bisa diajak serta melakukan kegiatan pasti akan nular ke bapak ibunya.
” Buktinya, pada saat saya acara di beberapa SD, SMP, SMA itu di dalam komite orang tuanya ada kegiatan dan mengikuti masak, ikut panen, kemudian juga membuat bazaar. Hal ini yang kemudian bisa memberikan pendidikan karakter kepada anak didik kita semua,” ungkapnya.
Ita berharap, dengan melihat potensi yang dimiliki oleh program tersebut, maka dapat diperkirakan program tersebut cukup membantu dalam keefektifan menjaga energi dan ketahanan pangan khususnya di kota Semarang.(sup)