PT. Medco Di Sorot Teori Tidak Sesuai Data Lapangan

Aceh Timur, Koranpelita.com

Ketua Fraksi Nasdem DPRK Aceh Timur H. Tarmizi Daud dalam pertemuan dengan pihak PT Medco EP Malaka di Gedung rapat DPRK Aceh Timur kembali bernada keras menyorot klarifikasi yang disampaikan oleh PT. Medco terkait bau busuk gas hidrogen fulsida (H2S) yang selalu membahas teori, sementara kondisi di lapangan sangat jauh dari teori yang disampaikan.

Kejadian dilapangan yang dilakukan pengeboran sumur gas dan minyak oleh PT Medco berbeda jauh dengan teori yang disampaikan kepada kami. ” jawabannya selalu bertolak belakang dengan kondisi nyata dilapangan,” ungkap H. Tarmizi Daud dalam rapat khusus yang dihadiri oleh pihak PT Medco, Bupati, DLH Aceh Timur, dan masyarakat yang menjadi korban gas H2S.

Tarmizi Daud alias Taprang mencontohkan,, petugas DLHK Provinsi ditugaskan dadakan kadis lingkungan hidup Provinsi, terus saya kelewatan sambil pulang dari pertemuan dengan warga lingkungan tambang tersebut.

Tiba tiba saya melihat mereka sedang memasang alat deteksi udara di depan pintu masuk Area Pabrik PT Medco dan saya menghampiri dan bertanya kepada petugas tèsebut sedang apa bapak bapak disini, terus mereka jawab sedang memasang alat untuk deteksi udara katanya.

Sehingga saya minta tolong di deteksi juga ke dusun babah buya desa Blaang Nisam dan jawabannya ok ok. Terus saya hubungi warga perwakilan komunitas ibu ibu untuk datang jumpai petugas DLHK, saya langsung pulang. Namun ternyata mereka tidak mau kesana mereka diperintahkan hanya 2 titik saja..

Beginilah tehnik mereka kerja, habis itu mungkin pulang dan melaporkan bahwa udara aman aman saja, makanya dalam rapat di ruang Sidang A DPRK Aceh timur saya sampaikan hal itu diengan para pihak., urai Taprang.

Walaupun pihak bapak ada ambil SPPD nya, booking hotel, kasih uang saku, dengan membuat lapioran bahwa kami sudah lakukan survei semua. Padahal itu sama sekali tidak ada dan bohong semua, beber Taprang di hadapan pimpinan sidang dan seluruh tamu yang hadir.

Kami terus bersuara membela hak rakyat, walau konsekuensinya bakal di pecat dari partai Nasdem punya Surya paloh. Karena ini masalah di Aceh timur, saya DPRK Aceh Timur itu tanggung jawab saya, ujarnya.

Sambung Taprang dengn nada tinggi, tolong pak di catat, jangan catat hadir saja kesini. Mereka masyarakat curiga kepada kami, kami datang mereka curiga, mereka pikir kami ini hanya mengambil ngambil photo habis itu kami di sogok sama PT Medco, banyak dari tokoh tokoh kami yang di sogok katanya, itu yang diserang saya di lapangan, terang Taprang.

Saya bersumpah demi Allah saya datang sedikit pun tidak diberi upah, habis tenaga saya datang kesini, habis biaya saya, jalan tidak karuan, rusak mobil saya.

Bagaimana pemikiran pemikiran pihak PT Medco kalau dulu setelah demo sebentar langsung dibuat jalan jalan yang rusak kalau sekarang hancur lebur bagai layang putus, enggak pernah di respon, kemana mereka pihak PT Medco.

Kita mempertanyakan CSR (Corporate Social Responsibility) yaitu tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan operasinya.

ComDev/CD ( Community Development) yaitu Pengembangan masyarakat sekitar operasionalnya yang bisa Cost Recovery (ditagih ke negara) dan hal tersebut sudah disetujui oleh Regulator ( SKK Migas/BPMA) melalui rapat tahunan WP&B ( Work Program & Badget), ungkap Taprang.

Mana implementasinya serta realisasinya kedua hal tersebut ( CSR & ComDev ) kemasyarakat sekitar operasional perusahaan, berapa unit rumah dhuafa yang dibangun/ disumbang. Jangan, jalan yang kalian lewati pada masa dibangunnya pabrik area PT Medco dulu kalian lewati jln kuta binje Blang Nisam.

Sekarang kalian tinggalkan begitu saja sudah tidak layak lagi dilalui oleh manusia tetapi PT MEDCO sudah berhasil produksinya membuat jalan alternatifnya sendiri, kan keterlaluan.

Melaluii tengah malam kalian kadang PT Medco kejar target memaksa memompa Gas di wilayah kami di Aceh Timur kalian kirim melalui Pipa ke Belawan Medan dengan jumlah Barelnya yang kami tidak ketahui, sedangkan keselamatan dan kemaslahatan masyarakat sekitar selalu diabaikan, harap Taprang yang dijuluki singa Parlemen.

Senentara itu, menanggapi keluhan masyarakat lingkar tambang pihak PT Medco, E&P Malaka, Hendarsyah di hadapan dewan terhormat dan perwakilan masyarakat hanya memberikan penjelasan secara teknis dan normatif tanpa menyentuh subtansi persoalan yang di sampaikan oleh warga.

Menurut Hendarsyah, gas yang tercium warga masih di bawah ambang batas yang di boleh kan oleh Pemerintah.

Buktinya, pekerja Medco tidak ada yang bermasalah mencium bau gas, jika berbahaya maka pekerja duluan yang terpapar, jelas Hendarsyah.

Apalagi, terang Hendarsyah, peralatan yang digunakan oleh Medco tergolong menggunakan teknologi tinggi. “Untuk pembersihan sumur gas menggunakan teknologi tinggi,” terangnya

Hendarsyah menambahkan, pihaknya selalu melibatkan tim independent untuk melakukan monitoring terhadap udara, katanya.(Suha)

About suparman

Check Also

Pj Gubernur Jateng Komitmen Bangun Pemerintahan Berintegritas dan Antikorupsi

SURAKARTA,KORANPELITA – Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana berkomitmen membangun pemerintahan yang berintegritas dan antikorupsi. …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca