Makassar,Koranpelita.com
Literasi tidak ada di perpustakaan, melainkan pada setiap kepala individu untuk membantu menciptakan barang dan jasa. Literasi adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan tertentu yang dapat diimplementasikan dengan inovasi dan kreativitas untuk memproduksi barang dan jasa yang berkualitas tinggi, serta dapat dipakai untuk memenangkan persaingan global.
Demikian kata Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Muhammad Syarif Bando, saat memberikan sambutan pada kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) untuk Kesejahteraan yang digelar luring dan daring di Universitas Hasanuddin, Jumat (23/12/2022).
“Tidak ada cara lain untuk menemukan teknologi canggih selain membaca karena belum pernah saya tahu seorang pun di dunia ini yang bisa menginjeksikan teori dan praktik dari buku ke manusia,” ucapnya.
Dalam paparannya tentang kelapa, Syarif Bando menjelaskan bahwa ada 27 negara yang menggantungkan industrinya pada hasil produksi kelapa Indonesia. Dia menegaskan bahwa seharusnya tidak ada pengangguran apabila masyarakat mampu mendapatkan informasi melalui bahan bacaan yang dibutuhkan.
“Tidak hanya air dan daging kelapa yang bisa diolah, namun juga tempurung hingga sabutnya menjadi bahan baku produk di negara-negara maju,” jelasnya.
Lebih lanjut, Syarif Bando juga menekankan mahasiswa sudah harus mengetahui bahwa dunia mengarah pada satu pintu yakni produsen akan menjadi pemenang, sedangkan konsumen akan menjadi pecundang.
Hal tersebut mendapat tanggapan positif dari Rektor Universitas Hasanuddin, Jamaluddin Jompa, yang menyampaikan perpustakaan merupakan sebuah institusi yang sangat penting untuk senantiasa ditumbuhkan di tengah masyarakat. Karena baginya tanpa literasi yang kuat dan baik, tidak akan ada negara maju, bermartabat, modern, sejahtera, dan bahagia.
“Perpustakaan fisik, digital, maupun keliling harus kita dekatkan kepada masyarakat agar tidak ada satu pun yang tertinggal,” tegas Jamal, Jumat (24/11/2022).
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Hasanuddin, Muhammad Ruslin, menyatakan bahwa membaca dapat membantu masyarakat mendapatkan keinginan untuk selalu berusaha mencari tahu, sehingga hal tersebut mampu membimbing mereka dalam menciptakan suatu inovasi baru dan pada akhirnya melahirkan SDM unggul.
“Awalnya hanya sebagai masyarakat pembaca, lalu menjadi masyarakat pembelajar, kemudian menghasilkan masyarakat yang cerdas, inovatif, produktif, dan kompetitif, pada akhirnya SDM Indonesia unggul dapat terbentuk,” harapnya.
Sementara itu, Pustakawan Utama Perpusnas, Deni Kurniadi, menambahkan literasi sebagai program dan kegiatan proyek nasional dalam RPJMN 2020-2024 menjadikan perpustakaan tidak hanya sebagai tempat bagi masyarakat untuk mencari informasi lewat koleksinya, melainkan sebagai pusat ilmu pengetahuan yang mampu mendorong penciptaan inovasi dan kreativitas.
“Selain itu perpustakaan juga berperan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dalam mengembangkan potensi berbasis literasi dan sebagai pusat kebudayaan dalam rangka pemajuan pelestarian kebudayaan,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi X DPR RI, Mitra Fakhruddin, berpendapat bahwa literasi penting untuk kemajuan generasi bangsa. Karena berdasarkan pengalaman pribadinya, dia berkisah bahwa perpustakaan mampu membantu masyarakat yang tidak berkesempatan menempuh pendidikan formal untuk dapat berhasil dalam menjalani hidup.
“Tidak ada kata terlambat untuk kita bisa belajar dengan baik dan mengupgrade kualitas diri. Perpustakaan hari ini telah melahirkan banyak program yang tentu bisa menjadi fasilitas untuk dimanfaatkan oleh masyarakat,” pungkasnya.
Kegiatan PILM untuk Kesejahteraan ini juga dirangkaikan dengan Peluncuran Kartu SAKTI UNHAS dan Penyerahan Bantuan 1 (satu) unit Mobil Perpustakaan Keliling dari Perpusnas kepada Universitas Hasanuddin. (Vin)