Semarang,koranpelita.com
Provinsi Jawa Tengah mendapat alokasi belanja APBN tahun 2023 dengan total sebesar Rp 104,28 triliun. Dengan jumlah sebesar tersebut diharapkan bisa dioptimalkan dalam pembangunan di semua bidang.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengimbau, kabupaten/kota serta lembaga vertikal terkait untuk gaspol penggunaannya namun dikelola dengan benar.
“Rasanya untuk penyerahan dipa kali ini, terakhir kayaknya saya berdiri di sini. Mudah-mudahan yang terakhir itu bukan berarti makin elmbek, harus gaspol,” tegas Ganjar di acara Penyerahan DIPA Petikan dan Petikan Buku Daftar Alokasi TKD Provinsi Jawa Tengah, di Gradhika Bhakti Praja, Selasa (6/12).
“Pesan saya pengelolaan harus governance, eliminasi korupsinya. Menghilangkan 100 persen angka utopis, bukan kita pesimis tapi kita mau realistis,” ucap Ganjar usai acara.
Dijelaskan, total anggaran Rp 104,28 triliun tersebut terdiri dari alokasi belanja lembaga sebesar Rp 38,28 triliun dan alokasi anggaran Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp 66 triliun. Pihaknya mengimbau, anggaran DIPA ini bisa dimaksimalkan untuk stimulan pelayanan investasi.
“Uang APBD apalagi dari DIPA ini dipakai sebagai stimulan disamping operasional, sehingga ada belanja untuk pegawai itu pasti ocasional untuk aktivitas belanja macem-macem,” ujarnya.
Di sisi lain, Ganjar mengingatkan, kepada kabupaten/kota yang masih punya dana mengendap di bank agar segera digunakan. Meskipun dari hasil pengecekannya, dana belum terserap itu berasal dari anggaran yang memang tidak diutak-atik.
Misalnya, dana atau anggaran cadangan untuk Pilkada. Kemudian dana di RSUD yang asalnya dari klaim Pandemi Covid-19 di mana anggarannya baru diterima di akhir tahun 2021.
“Itu baru bisa dipakainya lama sekali, (nunggu) perubahan, jadi akhir tahun berikutnya. Maka saya usul agar regulasinya diubah, begitu itu masuk dalam hal seperti itu boleh digunakan,” tuturnya.
Terlepas dari itu, Ganjar meminta, kepada seluruh kabupaten/kota serta lembaga vertikal yang menerima alokasi agar kompak mengelolanya dengan baik. Terutama menghadapi tahun 2023 yang diprekdisikan tidak mudah.
Gubernur Jateng dua periode itu mengatakan, anggaran itu harus dimaksimalkan pada tercapainya tujuan kemandirian pangan dan energi. Selain itu juga untuk menuntaskan masalah stunting dan kemiskinan.
“Agar di 2023 kita itu kita punya daya, punya kekuatan, punya sumber yang baik. Kalau dikelola dengan baik maka sebenarnya di tengah sulitnya situasi dunia kemandirian kita diuji dan bisa kita tunjukkan,” tegasnya.
Jateng Alami Pertumbuhan di atas 5 Persen
Plt Kakanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan DJPB, Taukhid mengatakan, Jawa Tengah secara simultan menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan tren positif dan mampu tumbuh di atas 5% dalam kurun waktu 4 triwulan berturut sejak triwulan IV tahun 2021.
“Perkembangan inflasi relatif stabil dibandingkan dengan daerah lain dan mulai menunjukkan penurunan ke level 5,81% (yoy) di November dari sebelumnya 6% di bulan Oktober 2022,” ujarnya.
Taukhid berharap dengan angka tersebut, optimisme proses pemulihan ekonomi terus dijaga.(sup)