Semarang,koranpelita.com
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyinggung cerita Sang Proklamator, Soekarno-Hatta. Sikap kenegarawanan mereka, patut dicontoh oleh generasi penerus dalam menghadapi perbedaan.
Hal itu disampaikan Ganjar dalam sambutannya di acara Rakor DPW PAN Jawa Tengah di Hotel Grasia, Semarang, Jumat (2/12). Acara itu dihadiri Ketua Umum PAN sekaligus Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Menteri BUMN Erick Thohir.
“Indonesia lahir dari perbedaan, bukan cuma suku agama ras dan golongan tapi juga pilihan politik,” kata Ganjar.
Menurutnya, perbedaan bangsa dan negara ini mesti dikelola bersama agar bisa seiring dan berjalan. Contoh aktual pendiri bangsa yang patut ditiru semangatnya adalah Soekarno-Hatta.
Ganjar lantas menyinggung perbedaan pandangan dan pemikiran keduanya. Di balik itu, tokoh Proklamator bisa bersatu dan membawa Indonesia pasca kemerdekaan menjadi bangsa yang diperhitungkan.
“Soekarno Hatta selamanya menjadi Dwitunggal bukan Dwitanggal. Artinya, pendiri senior-senior kita sungguh punya kenegarawanan yang luarbiasa hebat. Saya kira kita generasi berikutnya harus mengikuti,” ujarnya.
Dinamika politik yang ada, kata Ganjar harus dipahami bersama. Mantan anggota DPR RI itu mengatakan, urusan pemilu itu hanya loyalitas lima tahunan. Maka sepatutnya siapa pun harus menjaga persatuan dan bersalaman
“Ngapain kita bertengkar, ngapain cerita lima tahunan itu harus membelah diri kita. Siapapun yang menang kita akan salaman, itu sesuatu yang indah dan bisa dicontohkan,” katanya.
Ganjar lalu menyuplik pepatah Minang yang bermakna bagaimana hidup itu harus berakal, terukur dan berjangka serta tidak memikirkan kepentingan sesaat.
“Kalau kita sudah punya kesadaran bersama, udah deh, yang kemarin berbeda bersitegang. Menurut saya kita harus berguru pada orang Minang termasuk bagaimana kita menyiapkan masa depan,” tandasnya.(sup)