Bali,Koranpelita.com
Pemikiran Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Bung Karno, tidak akan pernah lekang oleh waktu dan berlaku universal di dunia.
Untuk itu, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI melalui UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno, melakukan proses internalisasi pemikiran Bung Karno kepada masyarakat. Kristalisasi pemikiran Bung Karno adalah kemerdekaan dan Pancasila. Pemikiran ini dimunculkan melalui proses literasi.
Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, menyatakan Pancasila merupakan dasar negara yang menjadi pedoman hidup dan jati diri bangsa. “Upaya menginternalisasikan pemikiran Bung Karno kami lakukan tidak hanya dalam aspek Pancasila melainkan seluruh aspek yang berkaitan dengan kemaslahatan bangsa,” tuturnya dalam acara “Sosialisasi Pemikiran Bung Karno tentang Pancasila” yang diselenggarakan UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno di Badung, Bali, pada Kamis (1/12/2022).
Kepala Perpusnas menyebut, tidak semua negara memiliki dasar negara seperti Pancasila yang memiliki nilai-nilai kehidupan yang baik dan relevan. Oleh karena itu, ideologi-ideologi yang terkandung dalam Pancasila harus dipahami dan diinternalisasikan terhadap generasi muda yang mulai tergerus oleh budaya luar.
“Penting bagi kita untuk mengejawantahkan filosofi, makna yang tersirat dalam Pancasila untuk dipahami dan diimplementasikan,” katanya.
Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, mengatakan Bung Karno memiliki nilai sejarah bangsa Indonesia yang perlu ditiru oleh anak bangsa. “Kita harus terus mengakui Bung Karno sebagai sosok dan tokoh yang harus dikenang dan penting bagi strategi perkembangan bangsa kita,” katanya.
Menurutnya, banyak kepeloporan dan keteladanan yang dilakukan oleh Bung Karno. Sehingga hal ini patut ditiru oleh anak bangsa Indonesia demi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Suiasa menjabarkan, Bung Karno memiliki keteladanan militer. Sebagai sosok pejuang, Bung Karno sangat tangguh, gigih, dan rela berkorban. Bung Karno juga pernah dibuang dan diasingkan demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Bung Karno merupakan sosok yang bersahaja dan pemimpin yang berilmu. Bung Karno adalah pemimpin yang tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki visi kebangsaan. Dia menambahkan, Bung Karno memiliki kebiasaan mengisi waktunya dengan rajin membaca.
“Beliau tidak pernah berhenti belajar, bahkan seluruh waktunya digunakan untuk membaca. Bagi dirinya tidak ada waktu yang tidak berguna. Budaya membaca sudah dicontohkan oleh Bung Karno. Karena ini menjadi salah satu kepeloporannya, maka saya mengusulkan Bung Karno menjadi Bapak Literasi Indonesia,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung, Ni Wayan Kristiani, mengatakan untuk memupuk jiwa nasionalisme generasi muda, Perpustakaan Daerah Kabupaten Badung memiliki Layanan Bung Karno yang digagas pada 2018.
“Meski masih belum banyak masyarakat yang mengetahui layanan ini. Namun kami tetap melaksanakan kegiatan melalui kerjasama dengan Perpustakaan Prokolamator Bung Karno di Blitar dan stakeholder lainnya,” ungkapnya. (Vin)