Kubu Raya, Korapelita.com
Duta Baca Indonesia (DBI) sebagai ikon sekaligus ujung tombak dalam kampanye budaya membaca harus berperan aktif untuk membantu meningkatkan indeks literasi masyarakat.
Tak hanya tentang baca dan tulis, dewasa ini, literasi terlibat dalam setiap aspek kehidupan manusia. Insan yang literat adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk mengelola, memilah dan menggunakan informasi yang diterima dari berbagai sumber guna menyejahterakan serta meningkatkan kualitas hidup.
Salah satu bentuk program Safari Literasi DBI adalah pelatihan menulis agar bermunculan penulis-penulis baru di daerah sehingga simpul literasi makin menguat. “Kita harus memperkuat jangkar literasi agar semakin kokoh. Butuh keberanian untuk bisa memulai menulis. Menulis itu butuh mental yang kuat, sikap teguh, berdaya juang tinggi, dan memperluas perspektif,” ujar Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan mengawali Safari Literasi DBI, pada Kamis, (28/9/2022).
Bupati Kubu Raya berharap kegiatan semacam dapat secara rutin diselenggarakan agar terbentuk ekosistem literasi yang memiliki daya jangkau luas. Bahkan, saat ini Pemkab Kubu Raya sudah menyajikan informasi tentang literasi gambut dan mangrove.
Seruan untuk berdaya dengan literasi melalui perpustakaan turut disuarakan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan Kab. Kubu Raya, TH.C Leydianto. Semua stakeholder harus terlibat dalam membangun budaya kegemaran membaca dari sejak bangku sekolah. “Jangan sekedar buku sekolah atau perkuliahan tapi bacalah buku sebanyak-banyaknya,” ucap Leydianto.
Secara khusus, Leydianto berharap seluruh kepala desa dapat mengalokasikan dana untuk pembangunan atau pengembangan perpustakaan. Jika diperlukan, lakukan gerakan hibah buku ke perpustakaan.
Pada kesempatan yang sama, Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional, Renus Siboro, menggaris bawahi bahwa kebijakan Bupati jangan mengabaikan perpustakaan. Mengingat perpustakaan merupakan institusi yang sarat informasi dan pengetahuan. “Pengembangan dan kualitas sumber daya manusia secara individu maupun lembaga harus disiapkan,” imbuh Renus.
Senada dengan Renus, Duta Baca Indonesia Gol A Gong mengatakan manusia bukanlah makhluk statis yang tidak memerlukan aktulisasi. Mereka harus bergerak dinamis, Berinteraksi satu sama lain agar tidak mati secara pikiran. “Aktivitas membaca dapat membuka pintu gerbang ilmu pengetahuan dan kepandaian menulis bisa menghasilkan nilai keekonomian,” pungkas Gol A Gong. (Vin)