Jakarta,Koranpelita.com
PT. Pegadaian ( Persero) Kanwil VIII Jakarta 1, fokus menggenjot segmen UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) agar Naik Kelas dan Digitalisasi Informasi sebagai inisiatif menyikapi perkembangan UMKM di Indonesia.
“Ke depannya, kami fokus untuk mendorong UMKM menjadi naik kelas bersama Pegadaian,” kata Pemimpin Wilayah VIII Jakarta 1 PT Pegadaian Alim Sutiono, pada saat media gathering di Jakarta, (22/9/2022) yang bertema “Strategi Pengembangan UMKM Naik Kelas serta Digitalisasi Informasi bersama Kanwil VIII Jakarta 1”. Acara ini merupakan inisiatif dari PT Pegadaian Wilayah VIII Jakarta 1 dalam menyikapi perkembangan UMKM serta digitalisasi informasi dan pencapaian Kanwil VIII dari awal tahun 2022 hingga sekarang.
Alim Sutiono, Pemimpin Wilayah VIII Jakarta 1 PT. Pegadaian menjelaskan, bahwa UMKM terus berkembang, kedepan pihaknya fokus untuk bagaimana UMKM menjadi naik kelas bersama Pegadaian. Seperti diketahui UMKM sudah sangat banyak di negara ini dan merupakan hal penting yang harus dikembangkan. Namun, terjadinya pandemi ternyata banyak mengubah tatacara menjual dan mengembangkan UMKM – salah satunya kini pengembangan melalui digital.
“Kami melalui Pegadaian ingin UMKM berhasil. Jadikan Pegadaian sebagai solusi keuangan masyarakat, dimana jasanya mudah murah membantu masyarakat. Kami tak hanya menjual produk, kami juga mengajak berinvestasi sehingga masyarakat dapat memiliki aset bisa berupa emas. Maka kami terus melakukan pendampingan, yang kami lakukan adalah bagaimana mereka membuka usaha, mengelola keuangannya dan bagaimana mengelola produksinya yakni mulai dari pengemasan dan hingga pemasarannya. Kami tahu hal ini tidak mudah, pasti sulit, namun pandemi ini juga menunjukkan bahwa UMKM inilah yang sesungguhnya bisa diberdayakan untuk mendongrak perekonomian. Yang kami lakukan disini sangat sederhana, kami mengembangkan produk yang kita kenal, bagaimana kita bantu pengembangan produksi dan hingga bagaimana usahanya berjalan,” tambahnya.
Lebih lanjut Alim Sutiono mengatakan, Pegadaian bersama induk holding BRI, berharap semua kegiatan UMKM Nasabah Pegadaian tumbuh makin besar dengan bersinergi melalui program yang bernama senyum ultra mikro. Terlebih, mengembangkan UMKM itu tidak mudah. Namun selama dikelola dengan baik dan benar maka akan berhasil.
Arahan pemerintah
Saat ini pengembangan modal yang telah dilakukan oleh Pegadaian adalah sesuai dengan arahan pemerintah. Saat ini penyaluran KUR Syariah Pegadaian Kanwil VIIl Jakarta 1, hingga saat ini sudah mencapai hampir Rp 12 Miliar per September, yakni dengan penyaluran sebagai berikut areal Senen Rp 2.8 Miliar, areal Bogor Rp 4.5 Miliar, Areal Keramat Jati Rp 2.3 Miliar, Areal Jatiwaringin Rp 1.4 Miliar, Areal Bekasi Rp 1.2 Miliar.
“Kami terus mengembangkan UMKM di masing-masing areal. Pegadaian membantu usaha rakyat dalam bentuk penyedianan KUR Syariah. Kami bina hingga UMKM ini bisa mendapatkan KUR. Dan seperti diketahui hasil survei telah menyatakan Senyum Ultra Mikro yang dijalankan sudah sangat tepat sasaran mencapai keinginan masyarakat. Saat ini jumlah nasabah yang tersalur oleh pegadaian telah lebih dari 5.000 nasabah,” jelas Alim Sutiono.
Ditambahkan Alim Sutiono, kinerja keuangan Pegadaian Kanwil VIIl Jakarta 1 Terus tumbuh dan tercatat menjadi nomor 1 tertinggi secara nasional, pertumbuhan KCA mikro tercatat tumbuh 19 persen. Dari produk KCA, produk emas menjadi produk yang pertumbuhannya paling tinggi di seluruh indonesia.
Bersama program UMKM naik kelas pegadaian akan fokus melakukan pendampingan UMKM mulai dari bagaimana UMKM memulai usaha, hingga akhirnya dapat melakukan peminjaman di BRI. Karena dengan adanya holding diperusahaan Pegadaian inilah maka pendampingan yang dilakukan akan lebih naik lagi, sehingga umkm Pegadaian nantinya naik kelas.
“Di era digital ini kami juga menambahkan strategi pemasaran melalui sistem digital. Kalau ingin naik kelas maka UMKM harus dapat dikelola dengan baik, disiplin ikut mengikuti aturan pendampingan hingga hasil yang didapatkan oleh UMKM nanti dapat disimpan dalam bentuk lain misalnya dalam bentuk properti atau emas,” ungkap Alim.
Sebagai info, Pegadaian saat ini telah mendaftarkan lebih dari 8.200 UMKM yang merupakan vendor dan mitra binaan Pegadaian ke dalam platform PaDi. PaDi atau Pasar Digital adalah sebuah platform digital oleh pemerintah yang mempertemukan UMKM dengan BUMN guna optimalisasi, akselerasi dan efisiensi transaksi belanja BUMN pada UMKM.
Dalam kesempatan yang sama Deputy Bisnis Area Bekasi Tinggi Pardomuan, mengatakan, saat ini cangkupan wilayah kerjanya adalah Kota bekasi, Kabupaten Bekasi dan Karawang, dengan cangkupan areal yang ual ini telah ada 80 outlet pegadaian. Saat ini kinerja produk pegadaian areal Bekasi tercatat komposisi produk gadai mencapai 85 persen dan produk non gadai 15 persen.
“Sekarang di areal bekasi khususnya wilayah industi, tampak mulai ramai dan aktifitas roda perekonomi mulai berjalan. Sehingga dampaknya ke pegadaian kinerja kami juga mulai naik. Sehingga diharapkan semua masyarakat saat ini dapat kita layani. Dan kinerja areal bekasi tumbuh meningkat,” paparnya.
Bersinergi
Pada kesempatan yang sama, Deputy Bisnis Area Jatiwaringin Johannes Nanang Hartanto, memaparkan wilayah kerjanya yang mencangkup sebagian di Jakarta Timur, Keranji, Bekasi. Areal Jatiwaringin memang sebagai besar banyak yang bebisnis UMKM, dan terus bersinergi dengan pemerintah setempat untuk memberdayakan UMKM agar terus naik kelas.
“Saat ini kinerja produk pegadaian areal Jatiwaringin tercatat komposisi produk gadai mencapai 55 persen dan produk non gadai 45 persen,” tambahnya.
Hal yang sama dipaparkan Deputy Bisnis Area Kramatjati Alnafiah Alius, saat ini terdapat 11 cabang pegadaian dan 70 areal unit kecil. Dalam pengembangannya pegadaian Kramatjati mengandalkan pasar dengan berkerjasama bersama Pemda, diantaranya dengan bagaimana menggerakan jakprenuer digital bisnis.
“Kami fokus melakukan pendampingan kepada UMKM agar mereka naik kelas. Kami berikan pelatihan agar mereka paham bagaimana mengelola keuangan. Saat ini kinerja produk pegadaian areal Kramatjati tercatat komposisi produk gadai mencapai 85 persen dan produk non gadai 15 persen,” ujarnya.
Deputy Bisnis Area Bogor Agus Riyadi, memaparkan sesuai dengan karakteristika wilayah tentu umkm menjadi sasaran produknya. Areal Bogor telah menyalurkan KUR kepada 631 UMKM.
“Yang kami lakukan di areal bogor adalah pendampingan berdasarkan cluster UMKM. Hal ini agar mereka bisa saling kenal antara pemasok dan pemasar sehingga dapat bersinergi. Secara teritorial kami ada 13 cabang Pedagaian dan 101 outlet,” kata Agus Riyadi. (Vin)