Bekasi, koranpelita.com
Masih dalam suasana peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke 77, Taman Baca Saung Sirih yang merupakan tempat pendidikan anak usia 3 sampai dengan 6 tahun yang berlokasi di Kampung Payangan Kelurahan Jatisari Bekasi mengadakan perlombaan yang diikuti oleh seluruh anak murid, orangtua dan juga para guru. Sebelum rangkaian lomba dimulai, acara diawali dengan senam dan berdoa bersama.
Keseruan semakin terlihat dari semangat dan antusias para peserta lomba yang membuat acara menjadi lebih meriah. Lomba yang diadakan untuk anak-anak diantaranya lomba makan kerupuk, merapikan korek api, mewarnai, dan lomba memasukkan air kedalam botol yang juga diikuti oleh para orangtua dan guru.
Tujuan diadakannya lomba ini selain untuk ikut memeriahkan dan merayakan HUT RI ke 77 juga untuk menanamkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air kepada anak sejak dini serta mempererat tali silaturahmi para orangtua serta guru agar selalu tercipta kebersamaan dan kekompakan.
Perlombaan berjalan dengan lancar dan aman ditambah dengan hadiah-hadiah menarik untuk para juara yang diberikan oleh Ibu Nur Rita selaku guru dan pimpinan sekolah Taman Baca Saung Sirih, juga snack-snack hiburan untuk semua anak sebagai apresiasi mereka yang sudah bersemangat dalam mengikuti lomba. Menang atau kalah bukanlah yang utama dalam perlombaan kali ini yang terpenting adalah bisa bergembira dan menjadi hiburan ditengah bangkitnya tanah air dari pandemi Covid-19.
“Dengan tema “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat” diharapkan bisa menerapkannya dikehidupan sehari-hari misalnya dengan saling bantu-membantu ditingkat terkecil seperti di lingkungan tempat tinggal untuk lebih maju dan tidak mengeluh menghadapi rintangan yang hadapi sehingga sikap pantang menyerah akan menjadi kunci sebagai guru dan orang tua menjadi pendidik yang bijaksana bagi para murid Taman Saung Sirih yang merupakan generasi penerus bangsa dengan menanamkan nilai -nilai agama dan budi pekerti di tengah era global dan teknologi yang semakin canggih yang menuntut inovatif dan kreatifitas yang tinggi. Selain pendidikan secara formal oleh guru di sekolah dan orangtua di rumah tentunya pendidikan secara informal adalah penting terutama membangun komunikasi antara orang tua dan anak mulai dari hal-hal kecil yaitu mengingatkan untuk belajar, Ibadah dan tidak tergantung dengan gadget atau handphone.
Setelah rangkaian lomba selesai, acara ditutup dengan makan bersama para orangtua dan guru di sekolah. Disinilah rasa kebersamaan dan kekompakan bisa dirasakan dikarenakan para orang tua saling bahu membahu dalam menyiapkan hidangan makan bersama yang telah dibawa dari rumah masing-masing.(ay)