Jakarta, koranpelita.com
TNI Angkatan Laut (TNI AL) dipercaya sebagai tuan rumah kegiatan Internasional Hydrographic Service and Standards Committee (HSSC) ke-14 yang dibuka secara resmi oleh Komandan Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Danpushidrosal) Laksamana Madya TNI Nurhidayat di Hotel Anvaya Beach Resort, Kuta Bali, Selasa (17/05).
Pertemuan HSSC ke-14 diselenggararakan mulai 16-19 Mei 2002 dan dihadiri oleh 36 negara anggota dan sekretariat IHO serta para ahli dari industri pemetaan laut dan organisasi internasional terkait seperti kabel bawah laut, pemilik kapal dimensi besar, organisasi geospasial, radio maritim, standar internasional yang seluruhnya berjumlah 123 orang secara hybrid dan 40 orang yang hadir secara tatap muka dari Amerika Serikat, Australia, Bangladesh, Brazil, Finlandia, Indonesia, India, Inggris, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Peru, Perancis, Norwegia, Romania, Singapura, Spanyol, serta Swedia.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono mengapresiasi kegiatan berskala internasional ini karena peran dan kiprah Pushidrosal di kancah internasional merupakan salah satu implementasi diplomasi maritim TNI AL.
Danpushidrosal selaku Indonesia Chief Hydrographer menyampaikan ucapan terima kasih dan kehormatan karena Pushidrosal telah dipercaya sebagai tuan rumah kegiatan ini, yang membahas banyak agenda penting khususnya mengenai perkembangan peta laut masa depan yang merupakan pengembangan standar S-100. Apalagi penyelenggaraan kegiatan ini disambut baik dan didukung oleh pemerintah Indonesia dan warga Bali karena menjadi bagian dari pemulihan kondisi ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19.
Isu utama yang dibahas dihari pertama ini adalah terkait dengan implementasi standar baru peta laut masa depan yaitu S-100 series untuk mengakomodasi perkembangan teknologi dan industri digital seperti artificial intelligence, geo-bigdata, cybersecurity, serta autonomous ship, yang merupakan demand dari dunia maritim.
Implementasi S-100 series direncanakan akan berlaku mulai tahun 2025 secara global yang akan sangat berdampak pada produk peta yang diproduksi Pushidrosal, sebagai lembaga hidrografi nasional, sehingga Indonesia dalam hal ini Pushidrosal dapat segera mengambil langkah-langkah yang positif dan adaptif sesuai dengan perkembangan teknologi dan standar IHO. Implementasi pembangunan dan pengembangan pemetaan yang diikuti dan dilaksanakan oleh Pushidrosal merupakan salah satu upaya peran Pushidrosal dalam mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.
Agenda lain yang juga dibahas adalah status permasalahan yang muncul dalam pertemuan HSSC ke-13 dan solusi yang telah dilakukan, diskusi tentang pembangunan roadmap untuk Dekade Implementasi S-100 (2020-2030) serta bagaimana kendala lembaga Hidrografi dalam menghadapi rencana implementasi tersebut. Selain itu beberapa industri pengembang software dan perangkat ECDIS juga sangat berperan dalam pembangunan standar baru ini sehingga pada saatnya pengguna dapat mengaplikasikan standar baru yang di bangun oleh industri pada waktunya dalam menjamin keselamatan pelayaran secara global.(ay)