Jakarta,Koranpelita.com
Berpuasa di bulan Ramadan adalah ibadah wajib yang harus dijalankan seluruh umat Islam. Namun bagi penderita diabetes berpuasa dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya jika tidak dilakukan dengan tepat.
Saat menjalani puasa penderita diabetes lebih berisiko untuk mengalami kenaikan atau kekurangan kadar gula darah. Kondisi ini dapat membuat pasien diabetes rentan terkena komplikasi diabetes, seperti hipoglikemia, hiperglikemia ketoasidosis diabetik dan dehidrasi.
Pada pasien diabetes yang sudah berobat dengan baik dengan kadar gula sudah terkontrol cukup baik serta “puasanya” dilakukan dengan bagus, bukan dengan porsi makan yang sembarangan sebenarnya banyak manfaat baik, seperti melatih kedisiplinan untuk mengatur pola makan. Kemudian kadar kolesterol membaik biasanya disertai penurunan berat badan sampai 1-2 kg.
Namun perlu diwaspadai jika kadar gula darah kurang dikontrol karena akan menimbulkan beberapa faktor resiko yang akan dialami pasien diabetes ketika berpuasa.
“Resiko yang paling sering ditemui adalah gula darahnya ngedrop, biasanya muncul di waktu siang hingga sore hari. Atau justru kadar gulanya menjadi tinggi,” tutur dokter Reinaldo Alexander Sp.PD. Spesialis Penyakit Dalam dari Siloam Hospitals Bekasi Sepanjang Jaya saat gelar acara webinar dalam Instagram Live, Rabu (30/3/2022).
“Menurut dokter Reinaldo, Hal ini terjadi karena adanya perubahan drastis pada pola makan. Intensitas tidur juga ikut berubah drastis, dengan waktu bangun lebih pagi dari waktu biasanya. Dan pada umumnya waktu tidur dilanjutkan pada saat siang hari. Ini akan mempengaruhi metabolisme glukosa atau gula darah, sehingga berisiko mengalami komplikasi seperti gula darah rendah (hipoglikemia), gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia), dan juga risiko kurang cairan atau dehidrasi.
“Jika kondisi gula darah kita tinggi, itu cenderung darah kita menjadi kental. Jadi kalau gula darahnya masih belum terkontrol itu akan timbul resiko dehidrasi,” ucapnya.
Baiknya penilaian risiko berpuasa bagi pasien Diabetes dilakukan 1-1,5 bulan sebelum menjalani puasa, agar saat menjalankan puasa gula darah bisa baik dan tidak terjadi komplikasi.
Penilaian risiko puasa bagi pasien Diabetes meliputi beberapa faktor, diantaranya adalah riwayat kontrol gula darah sebelumnya, nilai HbA1C, fungsi ginjal, sedang hamil atau tidak bagi wanita, ada riwayat komplikasi akut diabetes apa tidak dalam 3 bulan terakhir, seberapa kompleks obat-obatan atau terapi insulin yg dilakukan dan juga kepatuhan dalam memeriksa gula darah sehari-hari.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan saat akan berpuasa harus dijaga kadar gulanya dan memeriksa HbA1c, yaitu rata-rata gula darah kita dalam tiga bulan terakhir. Dan harus diperiksa fungsi ginjalnya serta melakukan rekam jantung. (Vin)