Oleh: Aat Surya Safaat – Pengurus SMSI Pusat
Imam Ghazali, cendekiawan Muslim yang lahir pada 1058 M di Thusia, sebuah kota di Khurasan Persia (kini Iran), pernah mengingatkan, ”Tidak akan sampai ke puncak kejayaan kecuali dengan kerja keras, dan tak akan sampai ke puncak keagungan kecuali dengan sopan santun”.
Kata-kata bijak filsuf Muslim yang orangtuanya berprofesi sebagai tukang pintal benang wol itu kiranya cocok untuk menggambarkan sosok Suhatri Bur, anak seorang tukang jahit yang kini menjadi Bupati Padang Pariaman dengan segudang prestasi.
Bupati Padang Pariaman periode 2021-2024 yang lahir pada 11 Oktober 1970 di Pakandangan, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat itu adalah sosok pekerja keras, namun santun terhadap semua kalangan.
Kepribadian seperti itu tidak terlepas dari pengalaman masa lalunya yang banyak bersilaturahim dengan berbagai kalangan serta aktif di berbagai organisasi, antara lain sebagai Sekretaris Karang Taruna Padang Pariaman (2007-2012), Wakil Ketua Kombat Sena Sumatra Barat (2013-2018), dan Anggota Bamus Nagari Pakandangan (2003-2008, lanjut 2008-2014).
Ia juga pernah mendapat amanah sebagai Ketua Bamus Nagari Pakandangan (2014-2020), Wakil Ketua I KONI Padang Pariaman (2012-2017), Ketua KNPI Kecamatan Enam Lingkung (2004-2012), Sekretaris Forum Komite Sekolah Enam Lingkung (2013-2018), dan Ketua Harian Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Padang Pariaman (2014-2018).
Selain itu ia pernah menjabat sebagai Bendahara Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Padang Pariaman (2004-2008), Wakil Ketua Ormas Nasional Demokrat Padang Pariaman (2004-2008), dan sejak 2017 hingga sekarang mendapat amanah sebagai Ketua DPD PAN Kabupaten Padang Pariaman.
Sementara itu, terkait riwayat kariernya, Suhatri Bur antara lain pernah bekerja sebagai Karyawan PT Yakult Indonesia Persada (1998-1999). Lalu beralih profesi menjadi Koordinator Marketing Harian Indonesia Express (1999-2000), kemudian Tenaga Lapangan Pendidikan Masyarakat (2000-2003), dan Manager Program Ketahanan Pangan (PKP) (2001-2002).
Ia juga pernah menjabat sebagai Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Padang Pariaman (2003-2009). Pada masa itu ia bekerja menangani pelaksanaan Pilkada langsung pertama di daerahnya. Ia masih berkarier di lembaga yang sama (2009-2013), lalu dipercaya menjadi Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Padang Pariaman (2013-2015).
Dari pengalaman dan keberhasilannya mengurus berbagai organisasi itu, kalau boleh disimpulkan, nampak bahwa prinsip hidup Suhatri Bur, SE, MM adalah merangkul bukan memukul, mengajak bukan mengejek, dan memotivasi bukan memprovokasi.
Gambaran tentang sosok bupati berusia 51 tahun itu mengemuka ketika ia didaulat untuk berbicara selaku salah seorang penerima “Anugerah Sahabat Pers Indonesia” dari Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) di Jakarta pada 23 Maret 2022.
Penyerahan anugerah sahabat pers itu sendiri dilaksanakan dalam rangkaian acara Kenduri Peraihan Rekor MURI oleh SMSI sebagai “Organisasi media siber dengan anggota terbanyak di dunia (1.761 anggota).
Sebelumnya, piagam penghargaan rekor MURI itu diserahkan secara langsung oleh Pendiri MURI Jaya Suprana kepada Ketua Umum SMSI Pusat Firdaus pada 18 Maret 2022 di Galeri MURI Jakarta yang terletak di lantai LG Mall of Indonesia (MOI) Jakarta.
Kembali terkait sosok Bupati Padang Pariaman, selama menjabat sebagai bupati sejak 26 Februari 2021 Suhatri Bur telah berbicara dengan 19 Menteri dan berdiskusi dengan berbagai tokoh nasional, terlebih dengan rakyat dan tokoh masyarakat di Padang Pariaman sendiri.
Tak heran, baru setahun lebih menjabat sebagai kepala daerah di salah satu kabupaten di Sumatera Barat itu ia telah membawa Pemkab Padang Pariaman mendapatkan 14 perhargaan nasional dan lokal, sebuah prestasi yang membanggakan bagi ayah dari empat anak yang pada masa kecilnya pernah tinggal di daerah Beji Kota Depok Jawa Barat itu.
Penghargaan yang diraih Kabupaten Padang Pariaman selama kepemimpinannya antara lain Penghargaan “Gerakan Menuju 100 Smart City Indonesia” Tahun 2021, kembali menerima WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) untuk tahun 2021, dan Penghargaan Kabupaten Layak Anak Kategori Madya Tahun 2021.
Berikutnya, Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya Kategori Madya Tahun 2021, Penghargaan Katergori “Dukcapil Bisa” Tahun 2021, Penghargaan dedikasi pembangunan pariwisata “Asita Award” Tahun 2021, dan Penghargaan atas Penyelenggara Pelayanan Publik Kategori “Pelayanan Prima” Tahun 2021.
Last but not least adalah penghargaan berupa “Anugerah Sahabat Pers Indonesia” dari SMSI di Jakarta pada 23 Maret 2022. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Ketua Umum SMSI Firdaus yang didampingi Sekjen H. Mohammad Nasir, sementara Bupati Padang Pariaman didampingi oleh Kepada Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Padang Pariaman Zahirman.
Suhatri Bur, putera Padang Pariaman yang menamatkan pendidikan S1 Manajemen dari Universitas Andalas (Unand) Padang dan S2 Magister Manajemen dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Keuangan, Perbankan, dan Pembangunan (STIEKBP) Padang itu selama ini memang banyak bergaul dengan kalangan pers.
Bupati Padang Pariaman bersama Wakilnya, Rahmang, telah mendorong adanya kerjasama informasi dengan media massa, antara lain kerjasama publikasi dengan 56 media online, enam media elektronik (TV dan Radio), dan 10 media cetak serta memfasilitasi pelatihan jurnalistik dan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Media Online.
Sinergitas Program Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman dibawah kepemimpinan Suhatri Bur-Rahmang dengan media massa itu juga tidak terlepas dari cita-cita besar membawa Padang Pariaman menuju Kabupaten Digital yang ujung-ujungnya adalah demi kemajuan Kabupaten Padang Pariaman dan kesejahteraan masyarakatnya.
Suhatri Bur selaku Bupati Padang Pariaman masa dinas 2021-2024 yang pada periode sebelumnya menjabat sebagai Wakil Bupati mendampingi Ali Mukhni selaku Bupati Padang Pariaman itu nampaknya menyadari betul peran penting dan strategis media massa.
Tanpa publikasi yang baik dan berkesinambungan, sebagus apapun prestasi yang dicapai, sepertinya tidak ada apa-apanya, tapi prestasi yang bagus akan menjadi makin bermakna jika dibantu oleh publikasi melalui media massa sehinggga publik terinformasi, terinspirasi dan termotivasi untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Maka, kiranya tepat adagium di dunia jurnalistik yang menyebutkan bahwa “media bisa mengubah cacing menjadi naga, atau sebaliknya, naga menjadi cacing”.
*Penulis, Aat Surya Safaat, adalah Ketua Bidang Luar Negeri Serikat Media Siber Indonesia (SMSI). Wartawan Senior dan Konsultan Komunikasi ini pernah menjabat sebagai Kepala Biro Kantor Berita ANTARA di New York periode 1993-1998 dan Direktur Pemberitaan ANTARA pada 2016.