Ratusan warga Berunjuk Rasa Disebuah Perkebunan Sawit

Seruyan, Koranpelita.com

Ratusan warga yang menamakan diri sebagai warga adat melakukan aksi unjuk rasa Kamis (24/3) nyaris ricuh.

Kericuhan terjadi setelah General Manager PT Salonok Ladang Mas Riodyxman Sagala yang menerima aksi didepan gerbang perusahaan didorong oleh sejumlah pendemo.

Kemudian Pak Riodyxman segera diamankan anggota Polres Seruyan menjauhi lokasi dan diamankan ketempat rahasia.

Selanjutnya pendemo yang dipimpin oleh gabungan Damang se Kabupaten Seruyan tetap memaksakan ingin masuk, karena tujuan awal pendemo ingin melaksanakan ritual hinting pali pabrik PT Salonok Ladang Emas dianggap melanggar adat.

Ini bukan urusan pribadi ijai tetapi sudah masuk urusan adat, karena PT Salonok Ladang Mas tidak memenuhi tuntutan warga setelah 50 hari sejak sidang adat tanggal 7 februari 2022 lalu, maka kami akan laksanakan ritual hinting pali,” ucap salah satu damang yg mewakili pendemo.

Sempat terjadi keributan antar rombongan pendemo dengan warga yang keberatan akan aksi tersebut karena dinilai tidak sesuai dengan lokasi yang menjadi sengketa.

Akhirnya pihak manajeman perusahaan menerima perwakilan pendemo sebanyak lima orang.

Namun hingga siang, tidak ditemukan solusi dalam mediasi, rombongan pendemo akhirnya melaksanakan ritual hinting pali didepan pabrik CPO PT Salonok Ladang Emas serta menutup aktivitas pengolahan tandan buah sawit menjadi minyak.

Sementara itu salah seorang warga yang tidak setuju dengan aksi tersebut menyatakan bahwa ritual hinting pali seharusnya di lokasi sengketa, bukan malah di lokasi pabrik dimana banyak warga Desa Sembuluh bekerja di perusahan sawit tersebut.

“Tanah sengketa ini lokasi nya bukan dalam wilayah pabrik, tetapi diluar area perusahaan sawit ini. Karena di pabrik ini juga banyak warga desa yang mencari nafkah sebagai karyawan dan kami sangat tidak setuju dengan aksi ini,” kata Pak Amitro.

Pada kesempatan lain, salah seorang warga Desa Sambuluh, Amin juga menyatakan bahwa saat ini Kalteng dan Indonesia sedang dilanda krisis kelangkaanminyak goreng, tapi kenapa malah pihak Dewan Adat Dayak Kabupaten Seruyan yang dibantu Batamad Kalteng malah menutup aktivitas pabrik dimana pabrik ini seharusnya bisa berproduksi membantu mengurangi kelangkaan minyak goreng yang terjadi.(Sut).

About suparman

Check Also

Gedung Perpusda Jateng Diperluas, Dorong Literasi dan Minat Baca Masyarakat

SEMARANG,KORANPELITA – Proyek perluasan gedung dan pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Perpustakaan Daerah (Perpusda) Jawa …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca