Kendal,koranpelita.com
Wakil Bupati Kendal Windu Suko Basuki yang biasa disapa Pakde Bas, menerima kunjungan silaturahmi tiga perajin batik Kendal, Kamis (16/12/2021) malam, di rumah dinas Wakil Bupati.
Kunjungan silaturahmi tersebut bertujuan untuk meminta dukungan dan do’a restu, karena akan mengikuti Pameran UKM dan UMKM tingkat Jawa Tengah, yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi UMKM Jawa Tengah di Solo, 19 – 25 Desember bertempat di Hartono Mall Solo Baru, Surakarta.
Dalam kesempatan tersebut Pakde Bas mengatakan, bahwa kegiatan pameran UMKM sangat perlu untuk diikuti. Karena melalui pameran tersebut maka Batik Kendal akan semakin dikenal luas oleh masyarakat.
“Saya sangat mendukung keikutsertaan para perajin Batik Kendal pada pameran UMKM ini. Harapan saya, dengan semakin dikenalnya Batik Kendal maka akan berimbas pada perkembangan UMKM terutama perajin batik, sehingga kesejahteraan perajinpun akan semakin meningkat,”ujar Pak De Bas.
Lebih lanjut Pakde Bas berpesan, untuk bisa memperkenalkan kepada para pengunjung bahwasanya, produk batik dari Kabupaten Kendal tidak kalah bagus dengan produk batik dari daerah lain.
“Ke depannya, kita akan terus berupaya agar Batik Kendal semakin dikenal melalui kegiatan semisal expo batik, sehingga bisa menjadi salah satu produk unggulan,” ujarnya.
Sementara itu, Asmiati, salah seorang perajin batik dari Kelurahan Pegulon, Kecamatan Kota Kendal, yang sudah menggeluti batik sejak tahun 2011 mengatakan, bahwa dirinya mengikuti pameran bersama dengan dua orang perajin batik lainnya yaitu Anik Nurfaizah, perajin batik dari Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu, dan Sutedjowati, perajin batik dari Desa Kertomulyo Kecamatan Brangsong.
Asmiati yang memproduksi batik dengan merk “Batik Asmia”, menyampaikan bahwa keikutsertaan dirinya bersama dengan dua orang rekannya dalam pameran tersebut dilakukan secara mandiri.
“Untuk biaya-biaya selama mengikuti pameran kita lakukan secara patungan”, tandas Asmiati.
Perajin batik lainnya, Anik Nurfaizah, yang sudah menggeluti dunia batik sejak tahun 2004 lalu berkata, bahwa batik produksinya dengan merk “Cindelaras”, sudah dipasarkan hingga ke Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya dan Semarang.
Alami Penurunan 50 Petsen
Terkait dengan omset penjualan, sebelum pandemi bisa mencapai Rp. 50 juta per bulan. Akan tetapi setelah dengan pandemi omset penjualan menurun hingga 50 persen.
Perajin batik dengan merk dagang “Batik Tedjo Kusumo”, menuturkan bahwa dirinya telah memproduksi batik sejak tahun 2011. Terkait dengan pemasaran, Tedjowati mengatakan bahwa batik produksinya masih dipasarkan di wilayah lokal Kendal saja.
“Terus terang, kendala yang saya hadapi adalah masalah permodalan sehingga belum bisa melayani pembelian dari luar daerah. Apalagi saat pandemi seperti saat ini dimana daya beli masyarakat menurun drastis. Dulu sebelum terjadi pandemi omset penjualannya bisa mencapai Rp. 5 juta per bulan tapi sekarang hanya Rp. 1,5 juta”, pungkas Tedjowati. (Kln).