Tim pengabdian masyarakat multidisiplin Fakultas Farmasi Universitas Indonesia yang diketuai oleh Prof. Dr. Berna Elya, M.Si., Apt bekerjasama dengan PT. Sarana Multigriya Finansial melalui Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) UI Kembali mengadakan Webinar dalam Program Sehat Lawan Covid-19.
Tema yang diangkat pada webinar kali ini adalah Kajian Penguatan Aspek Psikologis dan Ekonomi Kreatif di Masa Pandemi Covid-19. Webinar yang dilaksanakan pada Sabtu 13 November 2021 kali ini menghadirkan dua narasumber yaitu pengajar Fakultas Psikologi UI dan narasumber lainnya yang berasal dari Co Founder Haibolu.
Pemilihan tema pada webinar kali ini dilatarbelakangi oleh efek dan tantangan yang ditimbulkan akibat pandemi Covid-19 pada masyarakat. Dengan adanya webinar ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan penguatan bagi keluarga dalam menghadapi pandemi Covid-19 dari aspek psikologis dan ekonomi kreatif.
Narasumber pertama pada webinar kali ini adalah Dini Rahma Bintari, S.Psi., M.Psi., Ph.D. yang merupakan pengajar di Fakultas Psikologi UI. “Tantangan-tantangan yang dihadapi oleh keluarga saat pandemi sangat banyak seperti ketakutan resiko terpapar covid, kelelahan emosi, dan kesedihan akibat kehilangan anggota keluarga atau mata pencaharian,” ujarnya.
Oleh karena itu menjadi sangat penting memahami berbagai potensi yang dimiliki oleh keluarga dan meningkatkan potensi tersebut untuk mengatasi tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh sebuah keluarga. Potensi yang dapat diaktualisasikan dan dikembangkan adalah potensi Multiple Intelligence (IQ) , Emotional Intelligence, dan Spritual Intelligence.
Dini menyampaikan bagaimana cara mengelola emosi yaitu dengan cara merespon emosi dengan sikap dan cara (adab) yang dapat diterima secara sosial tetapi tetap mengizinkan reaksi spontan muncul. Lebih lanjut disebutkan, komponen Emotional Intellegence adalah menangkap dan mengenali emosi dengan tepat, kemudian menerima emosi dan berinteraksi dengan emosi dengan cara menanyakan ke diri sendiri apa yang membuat diri kita marah serta dapat mengelola emosi. Pilihan sikap yang tepat untuk menghadapi emosi negatif adalah sikap arsetif yaitu menghadapi konflik dengan tetap menghargai orang lain dan diri sendiri.
Dalam pemaparannya, Dini menyebutkan beberapa cara mengatasi emosi pada saat pandemi yaitu batasi informasi tentang wabah dan dampaknya (cukup sekal dalam sehari), melakukan kegiatan positif dan produktif untuk mengatasi pikiran cemas, menceritakan kesedihan, ketakutan, kecemasan pada teman yang dapat dipercaya atau ahli kesehatan mental seperti psikolog (secara online).
“Pengalaman penderitaan, kehilangan pada masa pandemi dapat memberikan kesempatan untuk memahami bahwa ada hal yang tidak dapat dikontrol oleh manusia sehingga memberikan keyakinan bahwa ada kekuatan yang lebih besar dari sisi spritualitas,” ujarnya.
Narasumber kedua pada webinar kali ini adalah Sandhi Pratama yang merupakan CEO Haibolu. “Potensi pasar online di Indonesia sangat besar, terungkap dari data statistik pengguna Instagram saat ini mencapai 90 juta dan pengguna facebook 188 juta” ungkapnya.
Sandhi menguraikan beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk memulai jualan yaitu menentukan ide produk apa yang ingin dijual, segera mulai usaha jika sudah mendapatkan produk yang akan dijual, dan optimasi jualan online dengan memperhatikan potensi yang dapat dikembangkan.
Lebih lanjut, kata Sandhi, media yang dapat digunakan untuk menjual produk yang akan dijual adalah seperti whatsapp business, media sosial seperti Instagram dan facebook, dan marketplace.
Dalam paparannya, Sandhi juga menyampaikan beberapa tips promosi yang dapat dilakukan oleh pemula seperti manfaatkan akun sosial media pribadi untuk mempromosikan produk yang akan dijual, ajak saudara/teman untuk membeli produk di marketplace, rutin membuat konten di sosial media minimal 1x feed dan 10 stories dalam sehari.
Melalui webinar yang rutin diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi UI, diharapkan dapat turut serta membantu program pemerintah untuk memberikan edukasi pada masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19 dari aspek psikologis dan ekonomi kreatif. (dik)