Lampung Selatan, Koranpelita.com
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Workshop Penyusunan Rencana Kontigensi Menghadapi Ancaman Bencana Tsunami di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2021.
Kegiatan yang digelar di Grand Elty Kraatoa Nirwana Resort, Kalianda, pada Senin (8/11/2021), dibuka secara resmi oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamung Selatan, Drs. M. Darmawan, MM.
Kegiatan itu turut dihadiri, Agus Sardiyarso selaku Praktisi Kebencanaan BNPB, Antonius Agus Haryanta Praktisi Kebencanaan sekaligus Wakil Komite Tetap Sosial dan Penanggulangan Bencana Kadin Pusat dan Ardhy Abetriawan selaku Analis Ahli Muda Kebijakan BNPB.
Menyampaikan sambutan Bupati Lampung Selatan H. Nanang Ermanto, Kepala Pelaksana BPBD M. Darmawan sangat mengapresiasi dilaksanakannya kegiatan workshop tersebut.
Mengingat kata Darmawan, Penyusunan Rencana Kontigensi Menghadapi Ancaman Bencana Tsunami sangat urgent dan penting untuk segera dilakukan.
“Kabupaten Lampung Selatan ini merupakan salah satu daerah yang rawan bencana alam, seperti bencana tsunami dan letusan Gunung Anak Krakatau,” kata Darmawan.
Oleh karena itu lanjut Darmawan, melalui workshop tersebut, dirinya berharap dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana cara melakukan Penyusunan Rencana Kontigensi Dalam Menghadapi Ancaman Bencana Tsunami.
“Karena kesigapan tidak hanya dibutuhkan pada saat terjadi bencana. Tapi juga penanganan yang cepat dan tepat saat pemulihan paska bencana,” kata Darmawan lebih lanjut.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lampung Selatan M. Darmawan saat menyampaikan sambuan bupati sekaligus membuka Workshop Penyusunan Rencana Kontigensi Menghadapi Ancaman Bencana Tsunami tahun 2021.
Darmawan menambahkan, penyusunan kontigensi tersebut merupakan Rencana Terintegrasi yang berisi upaya-upaya yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan yang melibatkan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana Tsunami.
Menurut Darmawan, penyusunan rencana kontigensi itu telah disusun dan diuji oleh semua unsur, dan rencana kontigensi itu telah dilakukan melalui simulasi kesiapsiagaan bencana.
Untuk itu, dengan workshop ini, diharapkan penyusunan rencana kontigensi dapat dilakukan dengan metode partisipatif yang disepakati bersama dan dilakukan secara terbuka.
Workshop itu juga, harus dapat menghasilkan poin-poin kesepakatan atau keputusan konkrit yang dapat memberikan solusi yang tepat dalam mengurangi resiko dan dampak bencana.
“Sehingga kedepannya kita lebih siap dalam menghadapi potensi terjadinya suatu kondisi darurat bencana khususnya ancaman bencana tsunami yang bisa datang kapan saja. Karena kita tahu, Kabupaten Lampung Selatan merupakan daerah yang wilayahnya dikelilingi oleh laut, sehingga memiliki tingkat kerawanan bencana tsunami yang besar,” ujar Darmawan.
Selain itu lanjut Darmawan, dalam menanggulangi bencana dan dampak dari bencana tsunami, pemerintah harus mempunyai strategi yang tepat. Apalagi kata dia, Kabupaten Lampung Selatan pernah merasakan bencana tsunami pada 22 desember 2018 lalu.
Sebab kata Darmawan, dengan kejadian tsunami 4 tahun silam, Kabupaten Lampung Selatan harus lebih waspada dan siap dalam menghadapi bencana alam khususnya tsunami.
“Oleh sebab itu, workshop ini sangat penting untuk diikuti. Dan bagi para peserta workshop, saya minta untuk serius dan bersungguh-sungguh mengikutinya. Agar paska mengikuti workshop ini, seluruh peserta dapat dengan mudah menyusun rencana kontigensi penanggulangan bencana tsunami. (KMF/Ali)