Sampit, Koranpelita.com
Mantan Pecatur Yunior Kalteng tahun 1990 an, yang kini. Jadi pemerhati olahraga asak otak ini, Irwan Fahrudin melalui pers releasenya via ponsel Rabu (26/ 10) soal pembinaaan atlet catur mengatakan Setiap pecatur memiliki proses masing-masing dalam mencapai prestasi puncak di kariernya. Hasilnya sukses atau gagal.
Tetapi yang utama bukanlah selalu mengenai hasil akhirnya, intinya bagaimana kita merespon/menanggapi proses yang ada dan hal inilah yang menentukan hasil akhirnya.
Makanya program pembinaan/pelatihan harus mengacu pada sustainability (berkelanjutan), scalability (skalabilitas/pengukuran dari hasil program pelatihan yang dilaksanakan), on target (tepat sasaran, program pelatihan jadi tepat sasaran dengan prestasi yang dihasilkan).
Jalan panjang penuh perjuangan dan latihan keras dengan disiplin tinggi yang harus dilalui seorang pecatur untuk mendapatkan prestasi yang membanggakan dan bisa mengharumkan Provinsi Kalteng di level nasional.
Rentang waktu meraih sukses pun tidak bisa instan, perlu waktu dan mau berproses. Oleh karenanya pecatur yang sudah ditempa dengan pembinaan/pelatihan yang penuh dengan kedisiplinan tinggi punya mental kuat serta punya semangat bertanding yang tidak mudah menyerah.
Lebih dari itu, seorang pecatur harus punya kesabaran dan tekad kuat untuk menekuni profesinya. Karena dari sisi materi, atlet catur tidak serta merta bisa bergelimang uang. Namun jika sudah punya prestasi mentereng bisa menembus kelas dunia, hadiah uang ribuan dollar AS/jutaan rupiah bisa diraih dengan mudah.
Contohnya, kisah GM Susanto Megaranto yang berasal dari keluarga tidak mampu. Setelah berjuang keras sejak 1997, Susanto bisa membeli mobil, rumah, dan menabung, yang didapatkannya dari Catur.
Prestasinya bisa mengangkat kesejahteraan ekonomi keluarga. Begitu juga dengan Taufik Halay, juga merangkak dari bawah.
Keluarganya sempat tinggal di rumah kardus. Namun berkat prestasi mengkilap Taufik, kini bisa menjadi tulang punggung keluarga untuk menjadi sejahtera. Salam Gens Una Sumus.(RAG).