Talaud, Koranpelita.com
TNI Angkatan Laut (TNI AL) dari kesatuan Pangkalan TNI AL (Lanal) Melonguane menurunkan Tim Search and Rescue (SAR) evakuasi medis untuk membantu KM Dampelan Indah yang diawaki 15 nelayan asal Desa Tule yang terbalik dihantam ombak tinggi dan angin yang kencang pada posisi koordinat 4° 7’24.04″ LU – 127° 8’25.50″ BT yaitu sekitar 20 NM dari pantai perairan Talaud, Sabtu pagi (25/09/2021).
Setelah terapung-apung di laut sekitar dua jam, seluruh ABK kapal KM Dampelan Indah dapat diselamatkan oleh ABK Kapal Angel 02 yang sedang beraktivitas di sekitar perairan tersebut.
Dari hasil koordinasi dengan berbagai pihak serta mempertimbangkan jarak dan cuaca, kegiatan SAR dan evakuasi tidak dapat menggunakan kapal kecil. Karena itu, Letkol Marinir Adi Sucipto,S.T.,M.Tr.Hanla., selaku Komandan Lanal Melonguane memerintahkan perwira stafnya untuk melaksanakan analisa dan perencanaan cepat, menyiagakan dan menurunkan Tim SAR Evakuasi Medis ke lapangan yang terdiri dari Tim Laut dengan dilengkapi perahu karet dan peralatan SAR serta Tim Darat yang dilengkapi dengan peralatan medis lapangan dan tenaga kesehatan termasuk dokter. Dengan kerjasama yang baik, akhirnya pkl. 20.30 Wita 15 ABK beserta kapal yang terbalik berhasil ditarik mendekat ke arah pantai oleh KM Enjel 02 dapat ditindaklanjuti oleh Tim SAR dan Evakuasi Medis dari Lanal Melonguane.
Masih berada di atas kapal, seluruh ABK yang selamat mendapatkan pemeriksaan kesehatan di lokasi oleh Letda Laut (K) Fahmi Henggar P. selaku Katim Medis. Setelah dilaksanakan pemeriksaan dan hasilnya tidak ditemukan luka-luka ataupun gangguan kesehatan yang serius dari ke 15 ABK KM. Dampelan Indah, seluruh ABK kemudian dievakuasi menggunakan perahu karet Lanal Melonguane ke pantai Desa Tule oleh prajurit Lanal Melonguane dibantu masyarakat setempat.
Berkaitan dengan kejadian tersebut, Komandan Lanal Melonguane menyampaikan terima kasih dan apresiasinya yang tinggi kepada semua pihak yang telah bahu-membahu bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan kemanusiaan tersebut.
Danlanal Melonguane pun kembali mengingatkan dan memberikan imbauan kepada seluruh pengguna laut di Kabupaten Kepulauan Talaud, baik itu nelayan, operator dan pengguna kapal angkut penumpang dan barang dan lain-lain agar selalu memperhatikan dan mengutamakan faktor keamanan dan keselamatan saat hendak atau sedang beaktivitas di laut.
Kelengkapan peralatan keamanan dan keselamatan, peralatan navigasi dan komunikasi, serta selalu memperhatikan informasi/peringatan tentang cuaca maritim yang dikeluarkan oleh instansi terkait. Khusus bagi para nelayan yang menggunakan kapal-kapal kecil atau pun kapal-kapal tradisional, maka saat melaut dianjurkan untuk tidak melaut sendirian atau dengan hanya satu kapal, melainkan dengan beberapa kapal.
Perairan Talaud yang luas, sepi dan jarang dilalui kapal-kapal, menjadikan meningkatnya resiko kecelakaan di laut menjadi tidak terpantau atau terlambat diketahui atau bahkan bisa mengakibatkan korban nyawa hilang di laut. Perairan Timur Talaud yang merupakan Samudera Pasifik yang luas, juga perlu diperhitungkan untuk keamanan dan keselamatan. Bagi kapal ikan kecil yang menangkap ikan dengan jaring, Danlanal Melonguane juga mengimbau agar tidak memaksakan diri untuk mendapatkan tangkapan yang banyak namun mengabaikan faktor keamanan dan keselamatan. Kondisi cuaca dan ombak di laut juga harus dipertimbangkan dengan muatan kapal.
Komandan Lanal Melonguane tak lupa memberikan semangat bagi seluruh prajuritnya yang berdinas di perbatasan untuk terus semangat dalam menjalankan tugas serta berkontribusi positif bagi masyarakat dan daerah.
“Jaga kepercayaan negara dan rakyat melalui kerja nyata yang bermanfaat bagi institusi, masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan Perintah Harian Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M.,” tegas Danlanal.
“Tugas-tugas kemanusiaan akan selalu menunggu untuk dilakukan selama kita berdinas di wilayah perbatasan ini, untuk itu kuatkan tekad, tingkatkan semangat serta niatkan dalam hati bahwa apa yang telah, sedang dan akan kita lakukan di wilayah perbatasan ini tak hanya untuk menjalankan tugas kepada bangsa dan negara, namun juga sebagai ladang ibadah bagi kita selaku hamba Tuhan Yang Maha Esa. Tanda’su Laudu Sawanna, Benteng Kokoh di Perairan Nusa Utara,” pungkasnya.(ay)