TRANSFORMASI MINERAL PIRIT KALIMANTAN TENGAH MENJADI MATERIAL FUNGSIONAL

Oleh : Elfrida Simanjuuntak

Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya geologi. Berdasarkan data dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementrian ESDM, 2020) Indonesia menduduki peringkat ke-6 terbesar di Dunia untuk Negara dengan kekayaan sumber daya geologi. Bak penggalan lirik yang dibawakan oleh band legendaris Indonesia yang berjudul kolam susu oleh Koes Plus, begitulah kekayaan Indonesia akan alamnya. Salah satu kekayaan sumber daya geologi adalah mineral pirit.
Dikalimantan, pirit berdampingan dengan gambut, dimana tanah gambut yang terbentuk dalam lingkungan marin mempunyai lapisan tanah yang mengandung bahan sulfidik (pirit : FeS2), yang jika teroksidasi akan menjadi horizon sulfurik. Salah satu sifat tanah yang sangat berbahaya didaerah rawa yang terbentuk melalui proses pengendapan didaerah yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut/gambut.

Berdasarkan hasil survei di Kalimantan menunjukkan bahwa dari total 805.834 ha FeS2 terdapat 259.424 ha (32,19%) tanah yang dikategorikan sebagai tanah yang mengandung sulfat masam/FeS2.

Sejatinya, mineral pirit saat ini masih merupakan momok masalah bagi olahan pertanian. Pirit kerap kali dijuluki para ahli tanah sebagai raksasa tidur dilahan rawa. Ia aman selama tertidur, tetapi sangat berbahaya saat terbangun. Pirit yang berada pada lapisan lahan gambut atau tanah mineral yang tergenang air aman bagi tanaman. Apabila pirit tersingkap dan bersentuhan dengan udara (O2) akan menjadi sangat berbahaya. Yang menimbulkan proses kemasaman tanah yang hebat. Nilai pH tanah dapat anjlok ke angka <3,5. Pada pH tersebut akar tanaman seperti padi, kelapa, jeruk, dll, tidak mampu bertahan hidup.

Berbeda dengan ranah ilmiah, mineral pirit justru sangat menguntungkan apabila dimanfaatkan dengan baik sebagai salah satu material murah dan efisien dimasa depan untuk mengatasi berbagai masalah seperti pada degradasi industri dunia, pengembangan sebagai sel fotovoltaik dan aplikasi elektrokimia. Mineral pirit merupakan salah satu jenis mineral berat dan bersifat konduktif. Kehadiran mineral ini didalam batuan menyebabkan harga resisivity batuan menjadi rendah. Pirit mempuyai rumus kimia FeS2 yang merupakan iron sulfide. Dengan komposisi kimianya 46.6% Fe dan 53.4% S yang sering kali mengandung (dalam jumlah kecil) unsur Co, Ni, As, Sb, Au, dan Ag. Adapun persamaan reaksi pembentukan pirit adalah Fe2O3 (S) + 4 SO4-2 (aq) + 8 CH2O + ½ O2 (aq) → 2 FeS2(S) + 8 HCO3-(aq) + 4 H2O.

Beberapa penelitian juga telah menunjukkan bahwa mineral pirit bermanfaat bagi kehidupan manusia dan sekitarnya. Seperti transformasi mineral pirit menjadi Fe2O3 sebagai katalis untuk degradasi limbah cair, aplikasi pirit sebagai elektroda sensor untuk deteksi amperometri dan pengukuran H2O2, sebagai panel fotovoltaik, bantalan rem, sebagai pewarna kaca, dll. Dengan demikian, pentingnya kajian lebih lanjut serta dukungan dari segala pihak yang diharapkan suatu saat nanti mineral pirit dapat terealisasikan menjadi salah satu sumber material fungsional dimasa depan.(*)

(Penulis, Mahasiswa Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Palangka Raya)

About suparman

Check Also

Tim PkM USM Sosialisasi Diversifikasi Olahan Buah Pala di SMKN H Moenadi Ungaran

SEMARANG,KORANPELITA – Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Semarang (PkM USM) melakukan Sosialisasi Diversifikasi Olahan Buah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca