Koperasi Unit Desa (KUD) sebagai wadah masyarakat desa untuk dapat meningkatkan pendapatan sekaligus meningkatkan kesejahteraan hidup. Untuk itu, Induk KUD (INKUD) bersama Jaringan Logistic Indonesia (JLI) meluncurkan terobosan baru untuk mendukung UMKM di pulau Jawa.
Jakarta—KUD berperan penting dalam pembangunan perekonomian nasional. Dalam perkembangannya, KUD menjadi penyokong aktivitas perdagangan khususnya di pedesaan. Lewat KUD, selain untuk pemenuhan kebutuhan hidup, diharapkan masyarakat mampu memberdayakan dirinya sendiri serta lingkungannya.
Salah satu fungsi KUD adalah menyediakan kebutuhan modal kerja termasuk bagi warga desa. Apalagi menilik sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi penggerak roda ekonomi domestik.
Dilansir dari situs Bappenas, kontribusi UMKM di antaranya menyediakan jaring pengaman terutama bagi masyarakat berpendapatan rendah untuk menjalankan kegiatan ekonomi produktif.
Sayangnya, di tengah pandemi Covid-19, UMKM menjadi salah satu sektor yang paling terdampak. Supply, demand hingga rantai pasok terganggu sehingga menghambat gerak bahkan eksistensi UMKM.
Pemerintah pun berkomitmen melakukan pemulihan ekonomi nasional (PEN) dari UMKM.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. “Pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi harus dimulai dari sektor UMKM, sebab sektor ini berkontribusi 61 persen bagi PDB Indonesia. Jumlah UMKM terdampak pandemi sebanyak 64,2 juta atau 99 persen dari seluruh usaha yang beroperasi di seluruh Indonesia,” kata Airlangga lewat akun Instagramnya @airlanggahartarto_official, beberapa waktu lalu.
Terobosan INKUD bersama JLI
Seiring dengan program pemerintah yang terus berupaya mendorong pelaku UMKM untuk bangkit, Induk KUD (INKUD) bekerja sama dengan pihak swasta, yakni Jaringan Logistic Indonesia (JLI) meluncurkan terobosan baru. Salah satunya berupa digitalisasi gudang-gudang KUD untuk membantu warung-warung di sekitarnya.
Selain itu, INKUD bersama JLI siap memberdayakan warung-warung kecil sebagai mitra usaha baru. Langkah tersebut dimulai dari Pulau Jawa, di mana terdapat sekitar 2000 KUD.
Tujuannya untuk membantu mitra UMKM untuk mendapatkan barang-barang pokok dengan sistem konsinyasi sehingga memudahkan mereka berjualan tanpa modal awal.
Produk yang akan dijual oleh mitra UMKM didapatkan dari gudang KUD yang tersebar di seluruh Pulau Jawa.
Dengan begitu, warung-warung kelontong yang berada dalam radius 10 Km dari lokasi gudang KUD akan mendapat pasokan barang dengan harga lebih murah dan pengiriman yang lebih cepat.
Program INKUD bersama JLI tersebut memungkinkan siapa pun bisa menjalankan usaha warung tanpa perlu mengeluarkan modal. Rantai pasok, supply dan demand menjadi lebih sederhana dan tepat sasaran. Hanya bermodal tempat, mereka sudah bisa membuka usaha warung.
Portasius Nggedi selaku Direktur Utama Unit Koperasi Induk Desa (Induk KUD) mengatakan, “Integrasi ini sejalan dengan upaya kami dalam memperluas jangkauan mitra usaha hingga ke skala mikro seperti pedagang warung.
Dengan demikian mereka memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang bersama Induk KUD.”
Ia meyakini, dengan semakin luasnya jangkauan mitra usaha yang dibantu, diharapkan dapat menjadi sumber lapangan pekerjaan baru, membantu mengurangi angka pengangguran yang tinggi akibat pandemi dan mendorong optimalisasi ekonomi mikro di pedesaan.
Kerja sama INKUD bersama JLI akan dirilis secara resmi pada Senin, 31 Mei 2021 di KUD Piyungan Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah. Selain peresmian, lewat acara Gerebek Desa, tersedia bazar murah barang-barang kebutuhan pokok bagi masyarakat sekitar. (Dohand)