Jakarta,Koranpelita.com
Karantina Pertanian Tanjung Priok gelar acara temu koordinasi sekaligus buka bersama dengan tim humas dan rekan media.
Acara yang dijadikan ajang silahturahmi sekaligus ngobrol santai ini dihadiri oleh Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi Pembangunan Pertanian – Yesiah Ery Tamalagi, Sub Koordinator Substansi Humas Badan Karantina Pertanian – Endah Kartikawati Sucipto yang juga bertindak sebagai moderator, serta rekan-rekan media, dan tim humas lingkup Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok.
Obrolan diawali dengan perkenalan dan cerita singkat perjalanan karir Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok – H a s r u l, dari awal meniti karir di wilayah Timur Indonesia hingga saat ini di Ibukota. Dalam kesempatan ini, Hasrul mengemukakan prinsipnya yang tidak akan mundur selangkah pun jika sudah diberikan jabatan dan amanah, dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung.
Hasrul menyampaikan harapannya agar tim humas Karantina Pertanian Tanjung Priok dapat merancang podcast yang santai namun berbobot untuk menyebarkan informasi perkarantinaan yang mudah diterima dan diakses media, serta masyarakat umum. Selain itu, beliau juga berharap agar Karantina Pertanian Tanjung Priok harus maju dan terdepan agar dapat menjadi etalase Karantina Pertanian Indonesia.
“Permasalahan terbesar yang dimiliki instansi pemerintahan adalah kurangnya penyebaran informasi ke masyarakat, apalagi Kementerian Pertanian dalam hal ini Karantina Pertanian yang memiliki berbagai problematika karena ruang lingkup tanggung jawab yang luas dan produk yang beragam sehingga harus mengemas informasi dengan apik, singkat, dan padat agar mudah dimengerti,” ungkap Yesiah Ery Tamalagi menanggapi pernyataan Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok.
Tak lupa moderator menyapa rekan-rekan media dan meminta mereka menggambarkan seperti apakah Karantina Pertanian Tanjung Priok itu. Hasilnya, Karantina Pertanian Tanjung dikenal sebagai unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Pertanian yang terbuka, ramah, inovatif, luar biasa, informatif, transparan, komunikatif, pantang menyerah, dan up to date.
Point penting lain yang diperoleh dari acara ini adalah bahwa perkembangan teknologi dan informasi membuat produk pertanian dari luar negeri masuk dengan mudah ke Indonesia, yang tentunya meningkatkan resiko terhadap penyebaran Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK).
“Banyaknya problematika yang kami hadapi di Karantina Pertanian Tanjung Priok, menyebabkan perlunya dilakukan beberapa peningkatan terutama : 1). Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia yang akan dilakukan melalui program pelatihan, magang, dan pendidikan lanjutan; 2). Peningkatan sarana da prasarana guna mengimbangi perkembangan OPTK dan HPHK sehingga dapat dideteksi dan diidentifikasi dengan lebih baik; 3). Optimalisasi penerapan aturan karantina agar pejabat Karantina Pertanian Tanjung Priok fokus pada tugas pokok dan fungsinya; dan yang terakhir 4). Adanya asas keterlibatan atau partisipasi para entitas yaitu media dan masyarakat,” papar Hasrul Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok.
Menutup acara, Hasrul berharap ke depannya agar rekan media menjadi sahabat utama Karantina Pertanian Tanjung Priok. (Vin)