Koranpelita——Ide Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, akan direalisasi Balai Pengembangan Prasarana Wilayah (BPPW) Jawa Timur, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR,, dalam mengelola hunian di tepi kali.
Beberapa waktu lalu, Menteri Basuki berkeinginan memgubah hunian yang membelakangi sungai dibalik rumahnya menghadap sungai. Tujuannya agar penghuni menjadi semakin peduli terhadap kebersihan sungai.
Jika rumah penghuni membelakangi sungai, tidak sedikit yang membuang sampah di sungai sehingga menghambat aliran sungai.
Kondisi ini masih terjadi di Kawasan Heritage Kajoetangan, Kota Malang.
Aliran Sungai kecil di tengah perkampungan itu masih ada sejumlah sampah botol dan plastik karena rumah disepanjang sungai membelakanginya. “Kita akan lakukan.pendekatan agar hunian menghadap sungai. Tapi pelan pelan. Sebagian sudah membuat pintu masuk rumah menghadap sungai, ” kata Kepala BPPW Jatim, M Reva.
Kawasan ini dulunya kumuh dan sekarang infrastruktur bersih dengan sanitasi yang cukup memadahi. Lokasi yang diwarnai dengan hunian zaman Belanda atau hunian tua, sering dikunjungi warga dari berbagai wilayah.
Suasana bersih penuh dengan hiasan kuno menjadi ciri khas kampung bersih ini. “Tidak hanya jalan yang kita perbaiki tapi sanitasi dan penataan bangunan serta drainase kita benahi” kata Reva.
Dalam memperbaiki kampung ini, juga menggunakan konsep padat karya tunai.Anggaran penataan yang dihuni 300 KK dalam setahun sekitar Rp23 miliar. Dana ini termasuk penataan hindari banjir.
“Menurut Ketua RW 09, Kajoetangan, Edy Hermanto, warga mendukung penataan wilayah dan senantiasa berpartisipasi menciptakan hunian asri dan indah.
Perekonomian warga pun makin baik setelah wilayahnya jadi destinasi wisata. Alasannya, banyak warga membuka usaha kecil baik penjualan aksesoris maupun makanan menjadi tambahan pendapatan warga setiap hari,” ujarnya.
Kolaborasi
Dalam berbagai pertemuan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, menegaskan, Program Kota Tanpa Kumuh merupakan wujud kolaborasi antara Kementerian PUPR dan Pemda dalam mendorong dan memberdayakan masyarakat.
Perencanaan hingga pelaksanaan juga melibatkan warga karena penataan ini tidak membutuhkan teknologi.
Selanjutnya, Kepala BPPW Jawa Timur, menambahkan bahwa Kawasan Kauman yang ditata memiliki nilai heritage dan potensi dalam meningkatkan pariwisata di Kota Malang,
Kegiatannya meliputii pekerjaan jalan paving dan ampyang sepanjang 2052,19 meter, pekerjaan batu andesit zona I dan zona II sepanjang 3936,81 m2.
Pekerjaan drainase sepanjang 3016,7 meter, pekerjaan arsitektur (gapura, pergola, lansekap taman air, vertikal garden), pekerjaan mekanikal elektrikal dan plumbing (MEP), dan proteksi kebakaran.
” Mudah mudahan langkah ini bisa bantu pelestarian cagar budaya serta menggerakkan perekonomian masyarakat setempat. Secara keseluruhan ada empat ribu KK yg menerima manfaat penataan ini,” kata Reva. (Otto Sutoto/kompu).