Jakarta, Koranpelita.com
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Uzbekistan untuk Republik Indonesia menyelenggarakan pemutaran perdana dan diskusi film berjudul “Avicenna: Light from the East”. Film dokumenter-naratif yang disutradarai oleh Shuxrat Mahmudov ini berkisah mengenai kehidupan Avicenna atau Ibnu Sina dan karya briliannya.
Abu Ali al-Husain Ibn Abdallah Ibn Sina (Ibnu Sina) yang dikenal dengan nama latin Avicenna adalah salah satu filsuf, ilmuwan, dan humanis terbesar sepanjang masa. Kontribusinya terhadap pengembangan ilmu kedokteran, filsafat, matematika, astronomi, kimia, puisi, dan musik melampaui zaman sebagai warisan yang kuat.
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menyatakan Ibnu Sina merupakan sosok inspiratif yang mengabdikan diri untuk pengembangan ilmu pengetahuan selama hidupnya. Hingga saat ini, karya Ibnu Sina masih dipergunakan di dunia medis yakni Kitab Penyembuhan (The Book of Healing) dan Kaidah Kedokteran (The Canon of Medicine) yang merupakan ensiklopedia ilmiah dan filosofis karya magnus opus Ibnu Sina.
“Film ini akan menampilkan kontribusi signifikan yang dipelopori oleh Ibnu Sina pada bidang matematika modern, astronomi, fisika, kedokteran dan masih banyak lagi. Kami berharap semoga banyak orang akan merasa terinspirasi dari pemutaran film dokumenter tentang Ibnu Sina ini. Bukan saja bagaimana seorang dicatat dalam tinta emas nama besarnya karena ilmu pengetahuannya, kita lihat sejak Ibnu Sina hingga ilmuwan-ilmuwan terakhir saat ini, semua lahir dan besar di perpustakaan,” jelasnya saat membuka acara di Ruang Teater Perpusnas, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 11, Jakarta, pada Senin (12/4/2021).
Ibnu Sina lahir sekitar tahun 980 M di Afshana, sebuah desa dekat Bukhara di Uzbekistan saat ini. Dari 450 karya yang diyakini telah ditulis olehnya, sekitar 240 bertahan, termasuk 150 tentang filsafat dan 40 tentang kedokteran. Diyakini bahwa sebagian besar pengetahuan Ibnu Sina terbentuk di perpustakaan. Ibnu Sina menerima akses ke perpustakaan terbesar pada saat itu setelah berhasil menyembuhkan pangeran Bukhara.
Sekretaris Dua untuk Urusan Politik dan Ekonomi Kedutaan Besar Republik Uzbekistan untuk Republik Indonesia Muzaffar Abduazimov menuturkan negaranya merupakan bagian penting dari lahirnya peradaban Islam. Dia menambahkan, Uzbekistan merupakan tanah air dari sejumlah cendikiawan Islam seperti Ibnu Sina dan Aljabar.
“Jika kita berbicara tentang Ibnu Sina, kita akan berbicara secara panjang lebar. Karena Ibnu Sina merupakan orang yang pengetahuannya tidak terbatas hanya pada satu bidang, dia seseorang dari Bukhara, dia dari Uzbekistan, dia adalah salah satu putra terbaik umat Muslim,” ujarnya.
Pada akhir acara, kedua pihak saling tukar cendera mata. Kedutaan Besar Republik Uzbekistan untuk Republik Indonesia memberikan Mushaf Usman yang merupakan salah satu Mushaf tertua di dunia, sedangkan Perpustakaan Nasional RI memberikan buku “Perpustakaan Nasional RI: Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan”.
Film “Avicenna: Light from the East” diharapkan dapat menghidupkan kembali aspek sejarah kehidupan Ibnu Sina dan dapat menginspirasi generasi yang akan datang, khususnya masyarakat Indonesia. Pemutaran film “Avicenna: Light From the East” dijadwalkan berlangsung setiap hari pada 13-16 April 2021 di Ruang Auditorium Perpusnas RI, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta. Kegiatan ini terbuka untuk umum, tidak dipungut biaya, dan Pengunjung dibatasi 80 orang setiap hari. Pendaftaran bisa dilakukan secara langsung di lokasi. (Vin)