Palangka Raya, Koranpelita.com
Duka mendalam kembali mendera Indonesia. Sebuah benda yang diduga bom meledak di Gereja Katedral Makasar, Provinsi Sulawesi Selatan, Minggu (28/3).
Insiden tersebut menelan 20 orang korban. Korban menjalani perawatan di RS Bhayangkara tujuh orang, RS Siloam empat orang. Sisanya sudah diperbolehkan untuk pulang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, para korban mengalami luka ringan, sedang, hingga berat. Tetapi, bagi korban ledakan yang mengalami luka ringan, diberikan rawat jalan. Terkait hal itu, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Tengah mengeluarkan pernyataan sikap.
Pernyataan sikap langsung disampaikan Ketua FKPT Kalteng Dr Khairil Anwar. Hal itu diantaranya, pertama menolak dan mengutuk dengan keras segala bentuk aksi kekerasan dan aksi terorisme karena tidak menggambarkan sikap agama manapun, khususnya agama Islam. Karena agama Islam mengajarkan kasih sayang, rahmatan lil’alamin.
Kedua, menyampaikan duka dan rasa empati yang sangat mendalam kepada para keluarga korban dan umumnya umat Kristiani atas kejadian ini. Ketiga, menghimbau seluruh masyarakat agar tidak panik dan mudah terprovokasi dan tetap bergandengan tangan menjaga dan mengawal NKRI.
Keempat, Mendesak pemerintah khususnya Polri untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap terorisme dan radikalisme. Kelima menghimbau masyarakat agar tidak menyebarluaskan foto-foto korban bom demi menjaga suasana batin keluarga korban.
Keenam, kepada pemerintah daerah Kalteng, forkompinda dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalteng diharapkan dapat bersinergi dan berkolaborasi dalam mencegah radikalisme, dan terorisme.
Apa yang disampaikan Khairil Anwar sejalan dengan pernyataan sikap 32 FKPT. Pernyataan sikap 32 FKPT seluruh Indonesia disampaikan Kapala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat Moch Chairil Anwar BNPT RI.
Pertama FKPT mengutuk keras terjadinya bom bunuh diri. Kedua pelaku bom bunuh diri telah terpapar paham radikalisme dan terorisme. Ketiga menegaskan aksi tersebut, tidak terkait dengan agama tertentu.
Keempat, radikalisme dan terorisme musuh kemanusiaan. Kelima, semua agama tidak ada yang mengajarkan aksi terorisme (bom bunuh diri), dan terakhir keenam mengimbau masyarakat, agar tidak panik, tetapi tetap harus waspada dan tetap solid. Semua masyarakat harus berkolaborasi dalam menghalau, serta melawan paham radikalisme dan terorisme.
Ketua FKPT Provinsi Kalimantan Tengah Khairil Anwar meminta, masyarakat tetap mewaspadai paham radikalisme yang mengarah pada tindak kekerasan. Paham radikalisme mengajarkan ideologi yang bertentangan dengan agama maupun negara. Masyarakat perlu waspada terhadap ajakan yang mengarah pada sebuah ideologi yang bertentangan dengan agama, dan negara.
“Ideologi yang ditanamkan bertentangan dengan agama, maupun negara. Jadi kita semua perlu waspada, jangan sampai justru ikut terpapar,” tegas Khairil. (RAG).