Koranpelita.com
Tak bisa dipungkiri. Pembangunan jalan tol (tax on location) di Indonesia diakui kalah dengan pembangunan jalan tol di Malaysia.
Padahal, Negeri Jiran, tahun 1990 baru memulai membangun jalan bebas hambatan setelah belajar di Indonesia. Bahkan, kontraktor yang membangun juga dari Indonesia yakni PT Hutama Karya (HK) Persero.
Sedangkan Indonesia membangun jalan tol sejak tahun 1973. Adapun ruas pertama yang dibangun adalah Ruas Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi). Dioperasikab tahun 1978.
Kini panjang jalan tol di Malaysia sudah hampir mencapai empat ribu kilometer dan di Indonesia, jika target terpenuhi baru mencapai hampir tiga ribu kilometer.
Mengapa, tertinggal ? Berbagai persoalan dalam membangun jalan tol di Indonesia, sangat beragam dan unik, tidak seperti pembangunan di luar negeri.
Misalnya, pembebasan lahan yg digunakan untuk jalan tol di luar negeri senantiasa berjalan mulus. Di Indonesia, senantiasa ada ganjalan di lapangan walaupun aturan dan tata Krama pembebasan lahan diatur secara rapi.
Sebab, adanya sekelompok masyarakat yang memiliki uang melakukan tindakan sistem ijon sehingga membuat pembebasan lahan berjalan alot. Atau ada pihak pihak tertentu yang mempengaruhi masyarakat pemilik lahan sehingga sengaja menaikkan harga tanah relatif tinggi.
Seperti halnya pembangunan jalan tol Trans Dumatera di wilayah Sumatera Barat, terutama wilayah Sicincin.
Kontraktor yang diamamnahkan membangun PT HK pun, harus sabar menunggu lahan sudah dibebaskan baru bisa melakukan kegiatan operasional. Sebelumnya, kegiatan pembangunan jalan tol Trans Sumatera, boleh dibilang, menakjubkan. Hampir semua berjalan sesuai progres.
Semua pihak mengaku untung besar setelah di wilayah Sumatera ada jalan tol. Tidak ada pihak merasa dirugikan atas Trans Sumatera. Infrastruktur ini memiliki nilai strategis dan tidak ada yang dirugikan. Bahkan, sejumlah pihak menilai keberadaannya terbukti mampu meningkatkan konektivitas.
Sejumlah tokoh masyarakat yang dihubungi mengaku tidak keberatan lahannya digunakan untuk infrastruktur ini. Hanya saja mereka akui ada kalangan masyarakat yang sengaja bertahan agar ganti untung lebih besar. Padahal, semua sudah dilakukan melalui pendekatan dan musyawarah.
Hadirnya Trans Sumatera, masyarakat mengakui menghidupkan kawasan wisata dan memperlancar konektivitas wilayah yang terkenal.berbukit.
Kenyataan ini sekaligus mengurangi kesenjangan antarwilayah dan dampak akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengiriman barang dan jasa sejak operasional Trans Sumatera, bisa dipercepat.
24 RUAS
Perlu diketahui , sejak tahun 2012 perusahaan ini, ditugasi untuk melakukan pendanaan, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian, dan pemeliharaan, ruas jalan tol. Saat itu ada empat ruas yang meliputi Jalan Tol Medan-Binjai, ruas Jalan Tol Palembang-Simpang Indralaya, ruas Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, dan ruas Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar.
Beberapa tahun kemudian, PT HK, diberikan tugas lagi membangun 24 ruas sehingga ruas tol di sana mencapai 2.704 kilometer menghubungkan Lampung-Banda Aceh dan akan beroperasi penuh pada 2024.
Sedangkan sejumlah pengusaha bus, yang dihubungi terpisah, mengaku untung lebih besar sejak beroperasinya Jalan Tol Trans Sumatera. Baik dari Lampung hingga Palembang, maupun ruas lainnya.
Sebelum ada jalur tol, pengguna kendaraan roda empat saat menempuh perjalanan dari Padang ke Jakarta, bisa memakan waktu hingga 48 jam, kini bisa ditempuh sekitar 30 jam. Apalagi, kondisi sekarang, semakin banyak jumlah penumpangnya dibandingkanj ika orang naik pesawat terbang. Sebab,
kebijakan tes usap antigen bagi calon penumpang pesawat udara membuat warga yang hendak bepergian ke Jakarta lebih memilih menaiki bus.
STRATEGIS
Hal senada diutarakan Pakar Transportasi Publik Universitas Andalas (Unand) Padang Yossyafra Phd, dalam.sebuah diskusi publik.
Menurutnya, pembangunan jalan tol trans Sumatera bernilai strategis bagi pergerakan barang.
Pada sisi logistik, manfaatnya cukup besar. Untuk pergerakan orang diakui hanya spot tertentu.
Benefit lain tentu saja sektor pariwisata. Kunjungan wisata ke Sumbar akan menjadi lebih banyak dari sebelumnya dan ini memberi manfaat bagi sektor pariwisata.
Berdasarkan pantauan, Jalan tol Trans Sumatra, membuka banyak peluang yang menguntungkan. Semakin banyak membuka lapangan kerja sehingga menyerap banyak tenaga kerja,.Aktivitas bisnis bisa dilakukan dengan biaya yang bersaing.
Hal ini, sekaligus dilakukan untuk pemerataan pembangunan, sehingga semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Pulau Sumatera.
Karena, Keberadaan jalan tol, sudah tersambung dengan sentra ekonomi, mulai dari pariwisata, kawasan Industri, pertanian, hingga perkebunan.
Saat ini dari Lampung sampai Palembang memberikan benefit yang cukup besar terutama waktu tempuh.
ODOL
Dibalik itu semua kondisi cuaca yang berubah ubah dan membuat jalan nasional.maupun jalan tol rusak, disiasati pengelola jalan tol dengan beragam langkah. Mulai dari monitoring dan antisipasi jalur yang rawan rusak, hingga ditindaklanjuti dengan perbaikan terpadu. Begitu, langkah yang dilakukan PT HK.
Tidak hanya itu, perusahaan ini juga mendukung program pemerintah agar Indonesia bebas dari kendaraan over dimensi dan over load (ODOL) pada 2023.
Selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) perusahaan ini berhak untuk menolak masuk atau mengeluarkan pengguna jalan tol yang tidak memenuhi ketenkendaraan dengan over dimensi dan over load (ODOL).
Memang, dalam penyelenggaraan transportasi barang diperlukan adanya kesamaan pemahaman, visi, misi, kesadaran dan kerjasama serta komitmen bersama semua pihak.( Otto Sutoto)