Asimptomatik Masih Menjadi  Hambatan Utama Memutus Mata Rantai Penularan COVID-19

Jakarta,Koranpelita.com

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengatakan, pasien tanpa gejala atau asimptomatik masih menjadi salah satu hambatan utama memutus mata rantai penularan COVID-19 di Indonesia.

“Kajian dalam jurnal ilmiah kesehatan internasional menyebutkan bahwa penularan dapat terjadi tanpa disadari karena satu dari tiga orang bisa bersifat asimptomatik atau pre symptomatic. Sementara kita masih mengalami kesulitan untuk mendeteksi itu,” kata  Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih dalam acara diskusi bertema “Setahun Pandemi COVID-19” di Kantor PB IDI, Jakarta Pusat, Rabu (10/3/2021).

Daeng belum memiliki kajian khusus terkait kontribusi asimptomatik terhadap laju pertumbuhan angka kasus COVID-19 di Indonesia.

Namun asimptomatik berkaitan erat dengan kenyataan bahwa virus Sars Cov-2 mampu bertahan di udara hingga berpotensi kuat menginfeksi manusia.

“Pengaruhnya adalah orang yang terinfeksi mengembuskan virus hingga 1.03×105 dan 2.25×107 RNA SARS-CoV-2 viruses per jam dalam satu ruangan,” katanya.

Daeng mengungkapkan 35 persen penularan berasal dari droplet, terutama jarak dekat. Sedangkan 57 persen dari inhalasi atau microdroplet hingga 5 gene copies per menit. Hanya 8,2 persen penularan yang berasal dari kontak permukaan benda-benda yang menempel di tangan ke wajah.

“Penularan secara aerosol ini lebih luar biasa. Karena lebih kecil ukurannya dari droplet. Kalau yang lebih besar dari aerosol dia pasti jatuh. Yang aerosol ini melayang di udara,” jelasnya.

Penggunaan masker berstandar medis serta kebersihan udara dalam ruangan masih menjadi rekomendasi awal bagi masyarakat mewaspadai pengaruh atau pasien tanpa gejala.

“Selain itu kita perlu mengasumsikan bahwa setiap orang terjangkit, sehingga kita bisa lebih waspada saat berinteraksi,” ujarnya.

Daeng menjelaskan, setelah satu tahun pandemi Covid-19, banyak opini dan spekulasi terkait penanganannya.
“Sejauh ini banyak sekali opini dan spekulasi yang malahan menjauhkan dari penanganan pandemi yang benar terutama dari sudut pandang politik, saat nya kita kembali ke ilmu pengetahuan yang benar,” jelasnya.

“Apakah pandemi ini akan berakhir dalam waktu dekat atau terus berlangsung lama dengan mutasi-mutasinya? Kedua nya bisa saja terjadi, namun yang terpenting adalah negara dapat segera membuat sistem yang kebal pandemi, sehingga mutasi-mutasi yang terjadi bukan lagi menjadi ketakutan atau ancaman dan pembangunan kesejaterahan umum dapat terus berjalan,” imbuh Daeng.

Namun lanjutnya, “Kelumpuhan ekonomi berdampak langsung terhadap peningkatan infeksi dan kematian, sehingga kedua system harus dipulihkan secara bersamaan. Hal ini untuk melindungi negara dari bencana kerusakan ekonomi, masyarakat dan kelumpuhan negara. Sebab, perhentian aktifitas hidup tidak hanya menggangu rutinitas ekonomi, juga menyebabkan stress kronis, yang dalam jangka panjang, menimbulkan gangguan imunitas, endokrin dan sistim syaraf hingga terjadi pelepasan mediator inflamasi di otak sehingga bila terinfeksi Covid-19 cenderung menjadi berat.”

Himbauan IDI Agar Masyarakat Terhindar dari Paparan Covid-19: 

Pastikan kondisi tubuh kita dalam keadaan sehat dan bugar, yang memiliki komorbid harus teratur berobat dan terkontrol, dan bagi masyarakat yang belum mengetahui status kesehatannya upayakan semaksimal mungkin skrining komorbid. Kita semua membutuhkan percaya diri dan keyakinan bahwa tubuh kita mampu mengatasi dengan baik jika terinfeksi, hal ini menjadikan aktivitas menjadi prima dan terhindar dari stress.

Memastikan bahwa masker yang dipakai adalah masker yang melindungi memiliki lapisan anti virus yang benar dan ada ijin edar.

Tidak cukup hanya 3M, tetapi membutuhkan upaya lain berupa semua ruangan atau tempat umum baik tempat usaha, perkantoran, sekolah, tempat ibadah dan lainnya, agar membuka jendela, ventilasi terbuka sangat penting untuk menghilangkan viral load diudara yang keluar dari orang -orang yang asimtomatik. WHO menganjurkan untuk membuka jendela. Jika ruangan yang tidak bisa membuka jendela harus mengunakan pembersih udara (air purifier) yang dapat menyaring dan membunuh virus 99,9%. Sehingga kegiatan sekolah, kantor, tempat usaha dapat kembali aktif.

Program vaksinasi harus didampingi oleh pengetatan protokol kesehatan yang update.

Jika pengaturan keempat hal diatas sudah dilakukan, maka kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan baik dan memiliki resiko rendah dalam transmisi virus bahkan dapat memutus mata rantai penularan.

Perkuat daya tahan tubuh, buat semua ruangan dengan udara bersih dan bebas virus, pakai masker yang melindungi. Semoga Indonesia segera keluar dari masalah besar ini dan kita semua selamat. (Vin)

About ervin nur astuti

Check Also

PNS Kodiklatal Surabaya Gelar Aksi Donor Darah dalam Rangka HUT KORPRI ke-53 Tahun 2024

Surabaya, koranpelita.com Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) ke-53 Tahun 2024, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca