Kembangkan Wisata Edukasi Tanaman Obat Rimpang Pacing

Bandung, Koranpelita.com

Berbicara wisata paradigmanya tidak hanya sekedar menghabiskan uang untuk sekedar memetik sekeping kesenangan semata, lebih dari itu jika diarahkan secara baik konsep wisata itu bisa bersifat rekreatif yang edukatif, bahkan produktif.

Salah satu format yang dikembangkan oleh Prawita Genppari selaku perhimpunan pegiat ragam wisata nusantara ini adalah wisata edukasi tanaman obat. Disamping asyik dan senang dalam mengurus tanaman ini, mudah cara menanamnya, produktif secara ekonomi dan juga cocok di iklim tropis.

“Contoh riil yang sedang dikembangkan adalah budidaya tanaman rimpang, yang mana selain dibutuhkan untuk bumbu dapur juga berkhasiat untuk menunjang kesehatan primer masyarakat. Jenis tanaman rimpang yang banyak dikenal seperti kencur, jahe, lengkuas, kunyit dan temu kunci. Namun ada satu jenis lagi tanaman rimpang yang tidak kalah khasiatnya bagi kesehatan, yaitu rimpang pacing,“ ujar Ketua Umum Prawita Genppari Dede Farhan Aulawi di Bandung, Minggu (7/2).

Kemudian Dede juga menambahkan bahwa rimpang atau rizoma (bahasa Latin: rhizoma) dalam ilmu botani merupakan modifikasi batang tumbuhan yang tumbuhnya menjalar di bawah permukaan tanah dan dapat menghasilkan tunas dan akar baru dari ruas-ruasnya. Suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan paku-pakuan (Pteridophyta) merupakan contoh yang biasa dipakai untuk kelompok tumbuhan yang memiliki organ ini. Rizoma biasanya memiliki fungsi tambahan selain fungsi pokok seperti batang, yang paling umum adalah menjadi tempat penyimpanan produk metabolisme (metabolit) tertentu. Rimpang menyimpan banyak minyak atsiri dan alkaloid yang berkhasiat pengobatan. Rizoma yang membesar dan menjadi penyimpanan cadangan makanan (biasanya dalam bentuk pati) dinamakan tuber (umbi batang).

Sebagaimana diketahui bersama, jika merujuk pada data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengatakan bahwa lebih dari 80% populasi masyarakat dunia bergantung pada sistem pengobatan tradisional untuk perawatan kesehatan primernya. Tanaman rimpang merupakan contoh – contoh yang dipercaya oleh masyarakat memiliki khasiat untuk pengobatan maupun pemeliharaan kesehatan dengan mempertimbangkan berbagai zat yang dikandung di dalamnya. Selain beberapa jenis tanaman rimpang yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat sebagaimana dijelaskan di atas, ada satu lagi jenis tanaman rimpang yang belum banyak diketahui, yaitu rimpang pacing.

Jenis tanaman yang mudah dalam pembibitan dan penanamannya ini, dikenal dengan nama ilmiah Costus speciosus dan banyak digunakan dalam penyembuhan. Batangnya banyak mengandung air, mudah dipatahkan, terlihat kasar dari luar tetapi licin dari dalam, dan mengkilat. Tangkainya juga tertutup oleh pelepah daun dan berwarna hijau. Daun pacing merupakan daun tunggal, berwarna hijau, berbentuk lonjong sampai lanset memanjang, dan bersusun spiral melingkari batang. Perbungaannya berbentuk bulir besar yang terletak pada ujung batang. Bunganya berwarna putih atau kuning. Sementara buahnya berbentuk bulat telur dan berwarna merah. Bijinya keras, kecil, berdiameter lebih kurang 2 milimeter, dan berwarna hitam. Pacing memiliki akar serabut berwarna putih atau kuning kotor.

Merujuk keterangan dari Biopharmaca Research Center IPB, rimpang pacing dapat digunakan sebagai peluruh kencing (diuretik), antitoksik, menghilangkan gatal, dan peluruh keringat (antipiretik). Tanaman yang rimpangnya mengandung pati ini juga digunakan untuk mengobati bengkak karena sakit ginjal dan perut busung, menyembuhkan infeksi saluran kencing, nyeri sewaktu kencing, pengerutan hati (Sirosis), batuk rejan, bisul, dan luka yang muncul akibat infeksi bakteri (abses). Selain mengobati rematik, pacing juga dapat memulihkan gigitan ular, memulihkan eksim maupun radang mata, hingga mencuci dan memperbaiki pertumbuhan rambut. Tanaman ini juga dapat mengobati penyakit lepra, penyakit kulit, asma, anemia, perut kembung, hingga zat perangsang daya seksual (afrodisiak). Berdasarkan penelitian, tanaman ini memiliki efek farmakologi sebagai antihiperglikemik, menurunkan kadar lemak dalam darah (aktivitas hipolipidemik), menurunkan kolesterol, trigliserida, antidiabetes, antioksidan, antiinflamasi, dan antimikroba melawan Staphylococus aureus.

“ Pembudidayaannya sangat mudah yaitu cukup dengan menanam batang atau tunasnya di tanah, maka dalam kurun 1 – 2 minggu akan keluar akar dan tanaman tumbuh. Di awal – awal kalau musim kemarau harus agak rajin menyiram dengan air agar mudah pertumbuhan akarnya. Di samping itu sifat tanaman ini yang tumbuh subur di daerah yang lembab udaranya. Oleh karena itu jika di musim kemarau dan tidak disirami maka tanaman ini akan nampak layu. Dengan demikian budidaya tanaman rimpang pacing sangat cocok dibudidayakan terutama bagi pemula yang menyukai tanaman obat. Selain rekreatid dan edukatif, budidaya tanaman obat ini juga sudah tentu bernilai ekonomi karena sangat bagus untuk kesehatan,“ pungkasnya. (D).

About suparman

Check Also

Mengapa Disiplin dan Bersih Begitu Susah Di Indonesia ?

Oleh  : Nia Samsihono Saat aku melangkah menyusuri Jalan Pemuda Kota Semarang aku mencoba menikmati …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca