Pentingnya Perkuat Peran Perempuan dalam Penanganan Covid-19

Jakarta,Koranpelita.com

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga mengatakan pandemi Covid-19 memperburuk kerentanan posisi perempuan akibat ketimpangan gender. Hal ini berujung pada berbagai persoalan serius yang berdampak besar pada perempuan, seperti beban ganda, kekerasan terhadap perempuan dan anak, perkawinan anak, hingga penurunan akses ke layanan kesehatan reproduksi dan seksual.

“Perempuan merupakan salah satu sumber kekuatan bangsa dalam menghadapi pandemi Covid-19, khususnya di dua sektor yang menjadi fokus pemerintah saat ini, yaitu kesehatan dan ekonomi sehingga ruang yang aman dan nyaman sudah semestinya menjadi hak mereka. Untuk itu, upaya meningkatkan semangat dan memperkuat peran para perempuan dalam menangani Covid-19 sangat penting dilakukan,” ujar Menteri Bintang dalam Webinar Penanganan Pandemi Covid-19 di Republik Slowakia dan Australia yang diselenggarakan KOWANI secara virtual.

Pemerintah melalui Kemen PPPA terus berupaya menangani berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat, khususnya terhadap kelompok rentan, seperti perempuan, anak, lansia, dan disabilitas yang terdampak pandemi.

Upaya yang dilakukan, diantaranya menerapkan berbagai kebijakan, mulai dari membuka pengaduan secara online, menerbitkan berbagai protokol kesehatan, memproduksi dan menyosialisasikan berbagai materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terkait isu perempuan dan anak di masa pandemi, memperkuat jejaring layanan Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA), dan Forum Anak, hingga bersinergi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kapasitas perempuan di berbagai bidang, khususnya ekonomi.

“Untuk menjalankan berbagai kebijakan tersebut, tentu pemerintah tidak dapat bekerja sendiri, dibutuhkan dukungan kolektif dari berbagai pihak untuk mempercepat penanganan pandemi, mulai dari lembaga masyarakat, dunia usaha, maupun media massa, baik dalam implementasi juga evaluasi,” jelas Menteri Bintang.

Menteri Bintang memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada KOWANI yang telah menginisiasi berbagai kegiatan sebagai bentuk komitmen dalam mendukung penanganan pandemi Covid-19. “Marilah kita berdiskusi dan saling memberikan masukan solutif terkait penanganan pandemi Covid-19, khususnya di Indonesia, Slowakia, dan Australia. Semoga pertemuan ini dapat menghasilkan langkah konkret dan kerja nyata demi mewujudkan perempuan berdaya, anak terlindungi, Indonesia maju,” tegas Menteri Bintang.

Duta Besar RI untuk Bratislava, Slowakia, Wieke Adiyatwidi Adiwoso menjelaskan kaum perempuan telah banyak berperan dalam menangani dampak Covid-19 di Slowakia. Hal ini ia gambarkan melalui peran penting Presiden Slowakia, Zuzana Caputova sebagai Presiden perempuan pertama di negara tersebut yang telah melakukan upaya perlindungan bagi perempuan di tengah pandemi dan menjadi penengah dalam perang politik di Slowakia. Selain itu, sebanyak 73% tenaga kesehatan di Slowakia juga merupakan perempuan.

Wieke menambahkan berbagai organisasi perempuan di Slowakia, yaitu International Women’s Club of Bratislava (IWCB), National Women’s Helpline, Coordination and Methodological Centre for the Prevention of Violence against Women juga turut memberikan kontribusi dalam penanganan Covid-19 bagi masyarakat.

Kotribusi tersebut diantaranya mendistribusikan kebutuhan pokok, melakukan kegiatan amal pada bazaar online bagi korban Covid-19, panti, lansia, tunawisma, mendistribusikan hadiah valentine bagi para tenaga kesehatan, hingga menerima aduan, memberikan layanan konsultasi, perlindungan, konseling, serta pendampingan hukum secara online bagi perempuan korban kekerasan, baik Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), kekerasan fisik maupun verbal.

Konsul Jenderal RI untuk Perth Australia, Dewi G Tobing turut menceritakan upaya Pemerintah Australia, khususnya Australia Barat dalam merespon isu dan tantangan yang dihadapi kaum perempuan di wilayahnya, antara lain dengan menerbitkan “WA’s Plan for Gender Equality” bertujuan untuk memajukan kesetaraan gender, kesejahteraan, dan wellbeing perempuan di Australia Barat, khususnya di bidang politik, kesehatan, dan sains, teknologi, teknik, dan matematika.

“Berbagai peran organisasi perempuan di Australia Barat seperti Women’s Community Health Network dan Country Women’s Association of WA dalam menangani dampak Covid-19, yaitu mempromosikan secara masif pentingnya kesehatan mental, menyosialisasikan pencegahan domestic violence (KDRT) kepada seluruh masyarakat. Selain itu, rutin melakukan penggalangan dan bantuan dana bagi korban terdampak Covid-19, dan bencana alam seperti banjir dan bushfires,” tutur Dewi.

Sementara itu, Ketua KOWANI, Hadriani Uli Silalahi menjelaskan diskusi ini dilaksanakan sebagai wadah bagi perempuan Indonesia di berbagai negara untuk saling berbagai pengalaman dan berdiskusi, khususnya terkait peran perempuan dalam menghadapi Covid-19. “Hal ini juga bertujuan agar Kowani sebagai salah satu organisasi perempuan dapat turut memberikan kekuatan bagi seluruh perempuan Indonesia. Semoga perempuan Indonesia bisa terus mengembangkan diri demi memajukan keluarga dan bangsa Indonesia,” tutup Hadriani. (djo)

About ervin nur astuti

Check Also

Pengalaman Buruk Naik Singapore Airlines (SQ 897/950)

Jakarta, Koranpelita.com Pengalaman buruk dirasakan oleh Lauren Susilo dengan keluarga saat menggunakan jasa penerbangan Singapore …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca