Banjarmasin, Koranpelita.com
Dinamika pandemi Covid-19 membuat kondisi perekonomian berbagai negara di dunia kian tertekan. Bahkan, proses vaksinasi yang dilaksanakan oleh pemerintah di berbagai negara dibayangi munculnya varian baru virus Covid-19.
Karenanya, upaya pemulihan ekonomi harus tetap berdampingan dengan upaya menekan angka sebaran virus, mengingat kedua elemen diatas tak dapat terpisah satu sama lain dalam upaya stabilitas ekonomi.
Merespon hal diatas, Bank Kalsel menggerakan sinergi ‘Merah-Putih’ sebagai bentuk inisiatif mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Direktur Utama Bank Kalsel, Agus Syabarrudin, dalam rilisnya, Selasa (2/2/2021) menilai serta menggarisbawahi pentingnya peranan semua pihak untuk mengoptimalkan setiap potensi yang dimiliki dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.
Sinergi ‘Merah-Putih’ merupakan kolaborasi antara BUMN dengan BUMD, dengan tujuan untuk mendorong pemulihan ekonomi tiap daerah yang akhirnya berdampak pada ekonomi nasional.
Memulai itu, Bank Kalsel telah bersilaturahmi ke Perum PPD, PT Taspen (Persero), PT Krakatau Steel (Persero), dan PT Pos Indonesia (Persero).
Sebagai salah satu penggerak ekonomi daerah yang juga memiliki jaringan ke seluruh daerah di Kalimantan Selatan, Bank Kalsel ingin mengajak berbagai BUMN untuk turut mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di provinsi yang terdiri dari 13 kabupaten/kota ini.
Misalnya, Perum PPD yang mungkin bisa turut berperan dalam membangun jaringan transportasi di Kalsel atau PT Pos Indonesia yang mungkin bisa mengkombinasikan layanan jasa keuangan dan logistik di berbagai gerai Bank Kalsel maupun PT Pos Indonesia.
“Kolaborasi bisa menjadi kunci pertumbuhan dan pemulihan Kalsel,” kata Agus Syabarrudin.
Menurut dia, masih banyak ruang kolaborasi yang bisa dijajaki oleh berbagai BUMN untuk ikut mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Kalsel.
Contohnya, backlog kepemilikan rumah bank Kalsel yang mungkin bisa disinergikan dengan Perumnas, atau pembangunan infrastruktur Gas Alam Rumah Tangga di Kalsel dengan PGN.
“Bank Kalsel membuka ruang sebesar-besarnya untuk sinergi antara BUMN dan BUMD. Harapannya, segala effort yang kita lakukan membuat dampak Covid-19 dapat diminimalisir,” pungkas bankir muda ini.
Sebelumnya, dalam diskusi bersama Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI), Direktur Bank Dunia Mari Elka Pangestu mengatakan krisis ekonomi karena pandemi Covid-19 tercatat menjadi yang paling parah sejak Perang Dunia II, dimana dampaknya bahkan bisa dirasakan sampai sepuluh tahun mendatang, khususnya bagi negara-negara berkembang. (Ipik)