Tingkatkan Protokol Keimanan

Oleh: Dede Farhan Aulawi 

*Penulid, Pemerhati Masyarakat

Musibah demi musibah yang terjadi akhir – akhir ini seharusnya menjadi bahan renungan, bahan pelajaran, bahan berfikir, dan bahan untuk bertindak dalam mencari solusi yang tepat. Menjadi bahan renungan dan pelajaran memiliki makna agar kita mau merenung dan berfikir barangkali ada sesuatu yang perlu kita perbaiki. Jika ditemukan beberapa penyebabnya tentu hal tersebut harus menjadi bahan pelajaran agar hal yang sama tidak terulang kembali. Kemudian hal yang tak kalah pentingnya adalah keberanian untuk bertindak yang tepat dalam mencari, merumuskan dan menemukan solusinya.

Musibah tentu merupakan sesuatu yang sangat tidak diharapkan oleh setiap orang. Bahkan padamnya lampu saat dibutuhkan penerangan pun sesungguhnya merupakan musibah, menurut Imam ar-Razy, dalam tafsirnya mengutip satu riwayat yang dinisbahkan kepada Rasulullah SAW. Selanjutnya dengan merujuk kepada ayat-ayat Alquran ditemukan aneka musibah yang dapat menimpa manusia pada diri, keluarga, harta, jiwa, dan keimanannya.

Tidakkah kita mau berfikir dan merenung kenapa musibah demi musibah tersebut saat ini terus datang bertubi – tubi. Mulai pesawat jatuh, gunung erupsi, banjir dan longsor dimana – mana, dan berbegai bentuk musibah lainnya yang menimpa saudara – saudara kita. Termasuk musibah pandemi covid 19 yang belum teratasi secara maksimal sampai saat ini. Kita prihatin dan turut berduka serta berbelasungkawa sudah pasti. Tapi lebih dari itu kitapun harus terus berfikir dan berusaha agar kejadian tersebut tidak berulang.

Di tengah keragaman musibah yang menimpa kita saat ini menunjukkan bahwa jarak antara kehidupan dan kematian itu sesungguhnya sangat dekat. Tidak ada seorangpun yang tahu pasti kapan kita akan meninggal dan dengan cara apa meninggalnya. Kita semua hanya bisa untuk terus berusaha agar senantiasa sehat, namun kematian tentu akan selalu mengintai dan menjadi rahasia Allah semata. Sebagai bahan renungan, perlu disampaikan bahwa saat ini kita terlalu fokus dengan covid 19, terlalu takut kematian karena covid 19, kita cuma ikuti protokol kesehatan, tetapi lupa dan mengabaikan protokol keimanan. Tidak ada yang salah dengan protokol kesehatan, bahkan tentu sangat baik untuk taat pada protokol kesehatan tersebut. Namun jangan lupakan protokol keimanan agar kita senantiasa ingat dan iman pada Allah SWT. Senantiasa mentaati perintah dan menjauhi larangan-Nya. Jangan sampai musibah demi musibah yang menimpa kita saat ini karena kita lalai dengan perintah dan larangan Allah SWT. Kita cuma fokus untuk meningkatkan IMUN, tapi kita lupa untuk terus meningkatkan IMAN.

Jangan pernah sombong dengan apapun yang kita miliki saat ini, karena belum tentu semuanya bisa menolong kita. Apapun yang kita miliki ada “masa”-nya, karena esok atau lusa pasti akan berpindah tangan. Harta, pangkat, jabatan, ketenaran dan lain – lain sesungguhnya hanya sesaat saja. Mau tidak mau, rela ataupun tidak pada akhirnya akan kita lepaskan.

Mungkin dunia memandang kita sebagai seorang trilyuner, berpangkat dan pejabat tinggi, tokoh penting dan terkenal. Tapi apakah kita juga menyadari bahwa dimata Malaikat maut, kita bukanlah siapa – siapa, kecuali sebuah NAMA yang sudah ada dalam daftarnya untuk dijemput.**”

About redaksi

Check Also

Mengapa Disiplin dan Bersih Begitu Susah Di Indonesia ?

Oleh  : Nia Samsihono Saat aku melangkah menyusuri Jalan Pemuda Kota Semarang aku mencoba menikmati …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca