Oleh: Dede Farhan Aulawi
*Penulis, pemerhati kesehatan masyarakat.
Apa yang ada dalam persepsi orang ketika mendengar kata kentut ? Mungkin sebagian akan membayangkan suatu aroma yang bau dan tidak menyehatkan. Mungkin sebagian lagi ada yang mengangap sesuatu yang tidak pantas untuk dibahas. Jika seseorang merasa ingin kentut, ada yang langsung kentut saja dengan cuek-nya. Ada yang ditahan dulu melihat situasi di sekitarnya. Dan mungkin ada yang coba diatur, yaitu kentut dikeluarkan secara perlahan – lahan agar tidak terdengar oleh orang. Dengan demikian cara pandang dan penyelesaian dalam menghadapi masalah kentut tiap orang akan berbeda – beda. Oleh karena itu dilihat dari perspektif ilmu, sesekali membahas kentut mungkin menjadi penting untuk diketahui, dan mudah – mudahan ada manfaatnya.
Kentu sesungguhnya merupakan proses biologis tubuh manusia, terutama dalam sistem pencernaan. Jadi kentut sebenarnya suatu proses yang normal dan merupakan hal yang sehat dan baik untuk tubuh manusia. Jadi kalau kita merasa kesulitan untuk kentut, maka ada reaksi normal dalam tubuh berupa rasa tidak nyaman seperti kembung atau rasa sakit di perut. Tubuh menghasilkan gas sebagai bagian dari penguraian dan pemrosesan makanan. Lama kelamaan gas ini menumpuk pada sistem pencernaan. Sebagian diserap secara alami, tapi sisanya tentu harus dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk kentut dan sendawa.
Manfaat kentut bagi kesehatan, diantaranya mengurangi kembung karena gas yang tidak keluar bisa menjadi salah satu penyebab perut kembung. Jadi kentut merupakan proses pengeluaran gas dari sistem pencernaan. Membiarkan gas keluar dan menguap akan langsung mengurangi rasa kembung dan ketidaknyamanan. Di samping itu juga bisa menurunkan resiko komplikasi usus besar. Makanya saat kita menahan kentut karena memandang satu situasi tertentu, maka timbul rasa ketidaknyamanan di usus dan perut. Namun ada hal yang patut diperhatikan dari masalah kentut ini, yaitu bau yang ekstrem, frekuensi gas yang meningkat, dan nyeri gas yang aneh.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa senyawa yang diproduksi dalam jumlah kecil, yaitu hidrogen sulfida dapat melindungi dari penyakit di kemudian hari. Jadi dalam dosis kecil, kentut itu dapat mencegah kerusakan sel dan mencegah stroke serta serangan jantung. Namun kalau dalam jumlah besar, tentu dapat keracunan. Jika kita jarang kentut, itu sebagai pertanda bahwa kita membutuhkan lebih banyak serat seperti buncis dan kangkung dalam menu makanan. Sebaliknya jika makan terlalu banyak daging merah, maka dapat menghasilkan bau yang sangat tidak enak.
Kentut juga bisa memberikan gambaran terkait dengan kondisi bakteri usus. Jika banyak kentut, bisa menjadi tanda mikrobioma di usus lebih sehat. Ini juga menandakan kesehatan usus yang baik Itu karena makanan yang memberi makan mikrobioma dan mendorong pencernaan yang lebih efisien adalah makanan seperti kembang kol dan kubis.
Sementara itu terkait dengan penyebab kentut yang bau, umumnya berasal dari faktor makanan. Bau tak sedap bisa muncul dari senyawa belerang yang banyak ditemukan dalam makanan seperti brokoli, kubis, asparagus, dan bawang. Umumnya makanan yang kaya serat cenderung lebih lambat dicerna dan mengalami fermentasi di saluran pencernaan. Proses fermentasi tersebut dapat membentuk gas berbau tak sedap mirip telur busuk di saluran pencernaan. Selain faktor makanan, kentut bau juga bisa jadi sinyal masalah kesehatan. (D)