Jakarta,Koranpelita.com
Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sangat terkait dengan budaya gemar membaca. Sebab, usaha tersebut berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar. Dan keluarga berkewajiban menegakkan disiplin dan semangat belajar anak-anak sejak usia dini.
“Anak-anak jangan hanya dibekali buku-buku pelajaran tetapi bekali mereka dengan buku-buku cerita yang bisa menambah imajinasi mereka,” kata Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional Deni Kurniadi di Jakarta, Jumat, (4/12/2020)
Deni juga mengatakan, bahwa orang tua yang menjadi contoh membiasakan budaya baca akan berdampak pada keseharian anak. Dengan membaca, setidaknya ada waktu untuk aktif berpikir. Jika ini konsisten dilakukan maka bisa dipastikan bahwa budaya gemar membaca membentuk kepribadian individual yang berguna dalam kehidupan.
“Tidak ada bahan bacaan yang tidak mengandung ilmu pengetahuan. Dari yang dibaca, otak manusia terdorong untuk menciptakan inovasi. Siklus ini akan terus terjadi sepanjang aktifitas membaca tetap dilakukan,” tambah Deni.
Sebagai salah satu investasi jangka panjang, membaca juga dapat memberikan dampak perbaikan kesejahteraan masyarakat. Tidak sedikit contoh keberhasilan ditunjukkan para pelaku yang menempatkan budaya baca sebagai kebutuhan hidup, laiknya sandang, pangan, dan papan.
Di luar aktivitas penumbuhan kegemaran budaya baca, program transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial mendorong perubahan paradigma perpustakaan. Dari sekedar gudang buku menjadi wadah pemberdayaan peningkatan kesejahteraan. “Salah satu manfaat dari keberadaan perpustakaan bertujuan untuk pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat,” jelas Deni. (Vin)