Sampit,Koranpelita.com.
Maha Besar Sang Maha Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun Nur Sri Wahyuni yang mengidap thalasemia di usia tiga bulan dan harus melakukan transfusi darah sebulan sekali hingga kini Nur Sri Wahyuni berusia 12 tahun dan duduk dibangku kelas satu SLTP.
Betapa tidak, meskipun menyandang penderita thalasemia ia tetap bersemangat, tidak berkeluh kesah dan apalagi putus asa dalam menjalani kehidupan ini.
Bahkan ia dengan perasaan penuh percaya diri bercita cita ingin menjadi seorang dokter.
Nur Sri Wahyuni juga tidak merasa minder , akibat rutin sebulan sekali melakukan transfusi darah berefek samping pada warna kulit tubuh dan wajahnya yang menghitam.
” Saya Ingin Jadi dokter,”kata Nur Sri Wahyuni dengan rasa percaya diri Sabtu pekan tadi( 5/11) di Sampit.
Dedy Susanto, ayah Nur Sri Wahyuni mengungkapkan ,sejak mengetahui anaknya ini mengidap thalasemia disaat ia berusia tiga bulan, ia merasa realitas yang dihadapinya ini adalah beban, tapi sebagai hamba Tuhan yang percaya akan kebesaranNya, hal ini dianggapnya sebuah ujian dalam kehidupan ini,yang harus dihadapi dengan tabah dan penuh kesabaran.
Kepala UDD PMI Kotim dr H.Yuendri Irawanto mengatakan, di Kotim terdapat sekitar 50 penderita thalasemia,mereka telah membentuk komunitas yang bisa memperjuangkan kebutuhan mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan akan kesediaan darah dan ruangan khusus di rumahsakit di Sampit.
” Saya ingin jadi dokter, ” kata Nur Sri Wahyuni pengidap thalasemia yang di usianya 12 tahun ini harus tetap rutin menjalani transfusi darah sebulan sekali sejak usia tiga bulan.
Ungkapannya itu menggugah rasa kita yang mendengarnya.Semoga apa yangkamu cita citakan Nur Sri Wahyuni bisa terwujud, aamiin.( RAG).