Jakarta,Koranpelita.com
Di tengah pandemi Covid-19, program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial mempunyai tantangan tersendiri. Namun, perpustakaan dapat membuktikan eksistensi dan peran strategisnya untuk membangun masyarakat. Menurut Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, melalui program ini, perpustakaan bisa terlibat langsung mengedukasi masyarakat untuk bangkit dari keterpurukan.
“Pada kesempatan yang baik ini, mari membangun sinergitas. Bersama kita mengemban tugas yang mulia, apapun posisi kita dan di manapun kita ditugaskan. Tugas kita ada dua, yang pertama mencerdaskan anak bangsa, yang kedua membuat mereka sejahtera,” tegasnya dalam penutupan Peer Learning Meeting Nasional 2020 Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang dilakukan secara daring pada Kamis (3/12/2020).
Hal tersebut kata Syarif Bando, bisa dilakukan oleh perpustakaan dengan memberikan pendampingan. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian buku-buku hasil teknologi terapan dan terus memantau perkembangan masyarakat penerima manfaat program perpustakaan berbasis inklusi sosial hingga dapat merasakan peningkatan kersejahteraan hidupnya.
“Teman-teman di daerah provinsi kabupaten/kota dan para penggiat literasi, mari kita tunjukkan sekecil apapun kreativitas kita, kita ingin mengambil peran berkontribusi kepada bangsa ini. Mulai pertama membuka lapangan kerja, yang kedua meningkatkan income per kapita, dan yang ketiga, semoga bisa berkontribusi dalam peningkatan APBN negara kita,” imbuhnya.
Syarif juga mengajak seluruh mitra kerja Perpusnas dalam program perpustakaan berbasis inklusi sosial untuk meyakinkan masyarakat agar bangkit dan sejahtera melalui literasi. “Karena tujuan dari pembangunan Indonesia adalah mengantarkan masyarakat Indonesia menuju masyarakat adil, makmur, dan sejahtera,” tegasnya.
Peer Learning Meeting (PLM) diikuti oleh perpustakaan daerah penerima manfaat program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. PLM berlangsung di lima kota yakni Jakarta, Medan, Surabaya, Denpasar, dan Makassar. Dalam kegiatan ini, Perpusnas memberikan penghargaan kepada perpustakaan yang sukses dalam implementasi program tersebut.
Penghargaan Perpustakaan Terbaik dalam Implementasi Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial tahun 2020 dibagi dalam tiga kategori yaitu Tim Sinergi Provinsi Terbaik, Perpustakaan Kabupaten Terbaik, dan Perpustakaan Desa Terbaik. Tim Sinergi Provinsi Terbaik tahun 2020 yaitu Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Kepulauan Bangka Belitung. Para pemenang mendapatkan uang pembinaan, piala, dan piagam.
Kepala Dinas Perpustakaan Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kudus Ninik Mustikawati sebagai salah satu penerima penghargaan kategori Perpustakaan Kabupaten Terbaik mengatakan, diperlukan komitmen yang kuat untuk menjalankan serta mengembangkan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.
“Melalui kegiatan Peer Learning Meeting tahun 2020 yang diadakan Perpusnas, meskipun secara daring kami belajar bagaimana mengatasi kendala dan tantangan yang ada. Semua peserta dan penerima manfaat di acara ini juga sangat menginspirasi kami untuk dapat mengimplementasikan hal yang sama di perpustakaan daerah hingga ke tingkat desa,” ungkapnya.
Ninik berharap setelah mengikuti kegiatan ini, dapat meningkatkan sinergitas dan semangat dalam membentuk ekosistem perpustakaan serta memajukan perpustakaan mewujudkan literasi untuk kesejahteraan. (Vin)