Banjarmasin, Koranpelita.com
Posisi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang masuk dalam 10 provinsi tertinggi angka stunting di Indonesia, jadi atensi serius Komisi ll DPRD Kalsel.
Dari itu komisi membidangi ekonomi dan keuangan ini melakukan studi banding, penerapan Pasar Mitra Tani yang dikelola Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Jawa-Tengah (Jateng) dalam kaitan untuk pemenuhan jenis konsumsi yang standar bagi masyarakat. Sehingga dapat mempercepat penurunan angka stunting.
Ketua Komisi ll DPRD Kalsel, Imam Suprastowo disela pertemuan bersama Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng, di Aula Dishanpan Provinsi Jateng, Rabu, (2/12/2020), mengungkapkan, stunting atau kekurangan pertumbuhan tubuh dan otak ini terjadi bisa dikarenakan masyarakatnya kekurangan makanan atau mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, khususnya ibu hamil sehingga bayinya mengalami kekurangan gizi.
Sementara, hasil pertanian untuk cadangan pangan Kalsel antara lain seperti beras, daging unggas, dan telur sudah mencapai surplus.
Dan yang masih kurang yaitu daging yang berasal hewan seperti sapi dan kambing.
“Hari ini kita sedang mengupayakan agar Kalsel bisa lepas dari 10 besar stunting di Indonesia, salah satunya dengan mencontoh penerapan Pasar Mitra Tani yang dikelola oleh Dishanpan Jateng,” kata Imam.
Menurut politisi PDI-P ini,
secara umum, Pasar Mitra Tani sama seperti pasar pada umumnya namun difasilitasi oleh Dishanpan Jateng dengan memanfaatkan halaman kantor yang luas untuk dijadikan lokasi pasar guna pengendalian sekaligus pengawasan terhadap mutu hasil pertanian yang diperjualbelikan di pasar tersebut.
Senada, koleganya Aris Gunawan menambahkan, stunting terjadi tidak lepas dari pengaruh tingkat ekonomi masyarakat yang masih rendah. Dia mencontohkan nelayan di Kotabaru yang cenderung menjual ikan segar hasil tangkapannya dan rela memakan ikan yang kualitasnya kurang bagus. Atau malah tidak mengkonsumsi ikan sama sekali karena hasil terjual.
“Saya berharap Dishanpan Kalsel dapat lebih sering melakukan monitoring ke kabupaten/kota di Kalsel, dalam rangka menjamin ketersediaan pangan maupun mutu pangan masyarakat”, pinta politisi Partai Gerindra ini.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel Ir. Suparno, yang juga turut serta mengatakan, pada prinsipnya Kalsel selain menjaga ketersedian pangan selama 3 bulan ke depan, juga mendistribusikannya hingga sampai ke tingkat perorangan. Termasuk dalam menstabilkan harga pangan.
Terkait upaya percepatan penyelesaian stunting di Kalsel, khususnya di Kabupaten Barito Kuala, Kota Banjarbaru, dan Kabupaten Kotabaru, Suparno mengatakan, pihaknya di tahun 2021 selain akan melakukan sinkronisasi program dengan pemerintah pusat, juga akan melakukan pengawasan ketat terhadap bahan makanan pokok, serta mendorong peningkatan gizi masyarakat melalui konsumsi ikan segar dan sayuran sehat. (ipik)