Banjarmasin, Koranpelita.com
Ekonomi Indonesia sepanjang pandemi Covid-19 tidak dalam kondisi yang baik.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat prekonomian Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49%. Kontraksi ekonomi yang terjadi membuat Indonesia mengalami resesi untuk pertama kali sejak tahun 1998.
Tak ayal, perlambatan pertumbuhan ekonomi diatas sangat berdampak kepada bisnis perbankan, khususnya di sektor pinjaman dan simpanan yang berimplikasi pada performa perusahaan.
Tapi sebaliknya, pandemi Covid-19 justru memacu Bank Kalsel mampu meningkatkan pelayanan dan kinerjanya hingga dapat bertahan bahkan tumbuh.
Pencapaian kinerja Bank Kalsel dapat diukur dari beberapa aspek seperti pertumbuhan kredit, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), menekan angka non performing loan (NPL) dan menghasilkan laba dari awal tahun sampai saat ini.
Direktur Utama (Dirut) Bank Kalsel, Agus Syabarrudin, Jumat (6/11/2020) menjelaskan, hingga Kuartal III 2020 angka kredit Bank Kalsel mencapai 102,25% dari target RBB September 2020 dan tumbuh 6,61% jika dibandingkan dengan Desember 2019 (year to date).
Sehingga mendongkrak laba pada Kuartal III 2020, mencapai sebesar 155,04% dari target RBB September 2020 dan tumbuh 15,68%, jika dibandingkan dengan Desember 2019 (year to date).
Selain pertumbuhan kredit yang cemerlang sepanjang tahun 2020, Bank Kalsel juga berhasil menurunkan angka non performing loan (NPL) sebesar 0,82%.
Semua ini tak lepas dari unit bisnis yang dituntut harus lebih cermat dan berhati-hati dalam penyaluran kredit. Sehingga kualitas kredit tetap lancar dan terus tumbuh serta mampu menurunkan NPL.
Kemudian peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun menjadi sebesar Rp12,95 Triliun atau naik sebesar Rp 206,64 miliar (mtm).
Alhasil, rasio keuangan lainnya menunjukkan catatan positif pula jika dibanding dengan Bulan Agustus 2020 (mtm), seperti rasio kecukupan modal (CAR) di level 21,89% naik sebesar 0,18%, rasio kredit terhadap DPK (LDR) naik 1,47% menjadi 85,98%, marjin bunga bersih (NIM) naik 0,07% menjadi 6,28%, return on assets (ROA) naik 0,21% menjadi 2,32% dan return on equity (ROE) naik 1,33% menjadi 14,64%. Rasio – rasio tersebut menunjukkan bahwa Bank Kalsel adalah bank yang sehat dan sustainable.
“Hasil positif yang dicatat oleh perusahaan hingga kuartal III tahun 2020 menunjukkan kerja keras yang tidak mudah oleh seluruh karyawan. Catatan positif ini kami hasilkan sembari meningkatkan program penguatan ekonomi di daerah dengan menggali potensi bisnis di masing-masing daerah, inovasi perusahaan dalam ‘Go Digital’ di berbagai aspek pelayanan nasabah,” pungkas Agus Syabarrudin. (Ipik)