Tumbuhkan Minat Baca Anak, Butuh Kreativitas

Oleh: Faizuddin Ahmad

*Penulis, Pustakawan Perpustakaan Nasional.

Dalam upaya melestarikan peradaban dan kebudayaan bangsa Indonesia, perpustakaan ikut ambil bagian. Sebagai pusat informasi dan pengetahuan, fungsi utamanya adalah melestarikan hasil budaya suatu bangsa, Artinya perpustakaan berperan menyimpan gagasan, pemikiran pengalaman dan pengetahuan generasi sebelumnya untuk generasi yang akan datang. Semakin tinggi peradaban dan budaya suatu bangsa, maka semakin baik pula kondisi perpustakaan yang dimiliki dan sebaliknya.

Tujuannya adalah terbentuknya masyarakat yang mempunyai budaya membaca dan belajar sepanjang hayat. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Perpustakaan berfungsi sebagai pendukung Sistem Pendidikan Nasional. Perpustakaan juga ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian dan kebudayaan. Ini artinya perpustakaan bagian dari masyarakat dunia yang turut serta dalam membangun masyarakat informasi berbasis teknologi dan komunikasi sebagaimana dituangkan dalam deklarasi World Summit of Informastion Society-WSIS
Berdasarkan data statistik Perpustakaan Nasional RI menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai 3.785 unit perpustakaan umum, 90.177 unit perpustakaan sekolah, 1.533 unit perpustakaan tinggi dan 1.700 unit perpustakaan khusus.

Hal  ini menujukkan bahwa di setiap daerah di Tanah Air mempunyai perpustakaan, belum lagi komunitas-komunitas taman baca yang mulai marak akhir-akhir ini.

Dari data itu Indonesia menempatkan diri di posisi kedua perpustakaan terbanyak di dunia dibawah India. Mengalahkan Amerika ataupun Finlandia yang katanya mempunyai tingkat literasi yang tinggi. Namun hasil riset Central Connecticut State University yang dirilis pada Maret 2016 menempatkan Indonesia posisi kedua terbawah dari 61 negara dalam hal literasi.

Data tersebut menunjukkan jika penduduk Indonesia masih rendah dalam kebiasaan membacanya. Riset Perpustakaan Nasional 2017 menunjukkan frekuensi membaca orang Indonesia 3-4 kali perminggu dengan lama membaca 30-59 menit. Jumlah buku ditamatkan per tahun 5-9 buah. Oleh karena itu meskipun fasilitas perpustakaan sudah ada dimana-mana namun kesadaran masyarakat tentang pentingnya membaca masih kurang. Pertanyaannya, bagaimana membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca?

Meningkatkan minat baca masyarakat tentunya tidak bisa instan, memerlukan proses waktu yang panjang. Butuh kolobarasi antara berbagai stakeholder baik instansi pemerintah maupun masyarakatnya itu sendiri. Pemerintah wajib memberikan fasilitas perpustakaan secara maksimal guna memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat luas sekaligus sadar betapa pentingnya membaca dan mengaplikasi ke dalam kehidupan sehari-hari agar meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Menumbuhkan minat baca perlu ada baiknya dilakukan sedini mungkin sejak usia 0-6 tahun yang disebut sebagai masa keemasan anak (golden age).

Pertumbuhan otak dimulai dari trimester ketiga dalam kehamilan dan terus berlanjut pada usia 6 tahun yang berperan penting bagi perkembangan fungsi saraf, karena pada umur ini otak memegang kendali dalam kehidupan seorang manusia. Lewat otak, seseorang mengenali dunianya, menyerap semua informasi dan pengalaman-pengalaman, baik yang sifatnya menyenangkan maupun menyakitkan.

Oleh karenanya, Layanan Anak Perpustakaan Nasional sebagai kelompok layanan yang dibawah naungan pusat jasa perpustakaan dan informasi bisa memberikan beragam koleksi untuk usia anak antara 0-12 tahun. Layanan anak sendiri mempunyai 18.455 eksemplar dan 4.949 judul buku. Berbagai jenis buku anak terdapat di layanan anak perpusnas yang dipilah sesuai jenis usia. Menariknya terdapat juga kegiatan dan program yang digelar layanan anak untuk meningkatkan minat baca si anak.

Sulap Edukatif
Anak menyukai sesuatu yang berbeda dan unik. Maka ketika ada kunjungan datang dari pihak sekolah, pustakawan melakukan sulap edukatif dan read aloud kepada anak-anak agar menjadi pusat perhatian yang disukai. Seni pertunjukan yang mengedepankan trik, biasanya menggunakan ketrampilan kecepatan tangan.

Sebenarnya sulap gabungan dari berbagai seni dan disipin ilmu yang didalamnya terkandung ilmu fisika, biologi, kimia dan psikologi. Atraksi sulap membuat penonton kagum akan rahasia di balik penyajiannya. Inilah yang kemudian digemari oleh semua kalangan penonton khususnya anak-anak. Dengan demikian pustakawan layanan anak berusaha membangun konsep antara sulap sebagai hiburan dengan sulap sebagai edukatif. Atraksi sulap yang dilakukan oleh pustawakan layanan anak menggunakan trik-trik yang berhubungan dengan sains yang dapat dimengerti dengan mudah oleh anak. Misalnya trik mengubah air berwarna putih yang kemudian berubah menjadi warna cokelat hanya dengan diaduk.

Mereka yang melihat seolah salut, kagum dan penasaran, namun setelah pustakawan membongkar sulap yang dilakukan, anak-anak pun diminta membaca buku tentang fisika yang berhubungan dengan sulap yang dilakukannya. Hasilnya penonton bisa mempraktekkan adegan sulap tersebut usai mendapatkan arahan dari pustakawan.

Memadukan sulap dan perpustakaan tentu menjadi suatu yang menarik bagi anak sebagai ajang memperkenalkan buku dan perpustakaan. Anak-anak harus dibuat betah dan nyaman berada di perpustakaan.

Selain itu bisa juga dilakukan dengan read aloud (membaca nyaring). Aktifitas sederhana ini bisa dilakukan dengan menyisihkan waktu untuk membacakan cerita, secara terus menerus yang berdampak membuat biasa mendengar (listening) mau membaca dan akhirnya mau membaca sendiri. Konsep read aloud pertama kali dikenalkan kepada seluruh dunia oleh Jim Trelease melalui bukunya yang berjudul “The Read Aloud Handbook” yang sudah ada dalam 7 edisi. Membaca Nyaring jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi sangat penting bagi menumbuhkan minat baca anak karena merupakan aktivitas yang menyenangkan untuk menjadikan anak mau membaca dengan diceritakan buku yang anak-anak sukai. Pilihan buku pun harus sesuai dengan usia pendengar agar pesan yang dibacakan sampai kepada anak-anak, mulai pramembaca, dini, awal, lancar, mahir, dan kritis.

Untuk itu ketrampilan pustawakan dalam memilih buku yang cocok untuk anak-anak ketika akan melakukan anak-anak santa perlu diperhatikan. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan sebelum dan sesudah melakukan read aloud yakni persiapan membaca nyaring yakni merencanakan tujuan baca mengetahui tahapan membaca anak-anak, buku yang sesuai, prabaca dan diulangi siapkan pertanyan sebagai bahan diskusi dan melatih diri agar ketika read aloud intonasi suara menarik dan menggunakan gerak tubuh.

Sebagai langkah awal membaca nyaring, mulailah dengan percakapan pembuka. Tunjukkan sampul buku atau bacaan yang akan dibacakan dengan menyebutkan gambaran singkat cerita atau melatih anak melakukan prediksi. Sebut judulnya, nama pengarang dan ilustratornya. Lalu gali pengetahuan latar atau pengetahuan umum anak-anak dan mulai menyusuri literasi kalau terdapat dalam buku atau bahan bacaan serta ciptakan membaca itu semenarik mungkin. Pustakawan pun perlu memperhatikan banyak hal ketika membaca nyaring dan kegiatan usai melakukan hal tersebut apa saja.

Maka dari itu, meningkatkan minat baca anak jelas memerlukan dukungan dari berbagai sektor stakeholder. Banyak hal yang bisa dilakukan upaya meningkatkan peringakat literasi masyarakat Indonesia. Selain itu peran pustakawan sangat penting. Di Era sekarang ini sebagai seorang pustakawan yang harus aktif ikut serta dalam mengaktifkan perpustakaan.
Saat ini perpustakaan tidak dipandang sebagai gedung tua yang menyimpan berbagai buku. Tidak lagi pustakakawan hanya menunggu orang datang saja, namun harus menjemput bola dengan merangkul dan mengajak masyarakat luas untuk datang ke perpustakaan. Maka dari itu pustakawan dituntut untuk selalu berfikir kreatif dan inovatis supaya perpsutakaan tidak mati.

Biodata
Nama : Faizuddin Ahmad
Pendidikan : Ilmu Perpustakaan Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta
Pekerjaan:  Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta. Pustakawan Perpustakaan Nasional 2019 – hingga sekarang
Email : Faizuddinahmad115@gmail.com

About redaksi

Check Also

Tim PkM USM Sosialisasi Diversifikasi Olahan Buah Pala di SMKN H Moenadi Ungaran

SEMARANG,KORANPELITA – Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Semarang (PkM USM) melakukan Sosialisasi Diversifikasi Olahan Buah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca