Mengenal Si Pedas Wasabi Beserta Seribu Satu Manfaatnya

Oleh: Jeni Ordete.

*Penulis, Prodi Kimia, FMIPA, Universitas Palangka Raya

Bagi Anda yang sudah akrab dengan masakan Jepang seperti sushi dan sashimi (irisan hewan laut) pasti sudah tidak asing lagi dengan kata wasabi.

Ya, wasabi adalah pasta warna hijau muda yang biasa disajikan bersama sushi dan sashimi. Wasabi adalah penyedap rasa khas Jepang yang rasanya pedas, namun rasa pedasnya berbeda dengan cabai, karena wasabi tidak pedas di lidah melainkan di hidung dan tenggorokan.

Saat disajikan bersama makanan, wasabi sebenarnya memiliki fungsi tersendiri dalam penyajian tersebut. Selain sebagai penyedap rasa, rasa pedas pada wasabi yang mengandung isotiosiant ternyata bersifat antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Jadi memang cocok disajikan bersama dengan makanan mentah seperti sushi dan sashimi.Bahan pembuat wasabi ini adalah tumbuhan yang juga bernama wasabi. Tumbuhan wasabi ini merupakan keluarga dari jenis kubis atau lobak. Tumbuhan wasabi hanya hidup di aliran air yang bersih dan sejuk. Oleh karena itu akan lebih sering ditemui pada daerah pegunungan, seperti di pegunungan Honshu, Kyushu, dan Shikoku di Jepang.

Menurut sejarah, awalnya wasabi tumbuh liar di hulu Sungai Abe, Prefektur Shizuoka. Kemudian penduduk desa mencabut wasabi yang tumbuh liar tersebut, lalu memindahkannya di lahan sekitar mata air. Sejak saat itulah pembudidayaan wasabi dimulai, yaitu sekitar tahun 1596-1615, terlebih setelah diketahui rasanya yang enak dan banyak manfaat yang didapat dari wasabi. Bagian utama yang digunakan dari wasabi adalah akarnya. Akar wasabi bentuknya menyerupai lobak dan memiliki banyak manfaat.

Renata pratiwi isadi mengatakan bahwa pengolahan wasabi tidak hanya untuk dimakan, namun juga bisa diaplikasikan langsung pada kulit. Wasabi yang dapat mengaktifkan antioksidan dapat melindungi dan mengobati kulit dari radikal bebas. Banyak industri perawatan kulit yang memasukkan bahan ini ke dalam produknya. Di antaranya sebagai bahan facial dan perawatan tubuh di spa-spa.Sayangnya wasabi hanya bisa dipanen
setelah 3-4 tahun masa tanamnya.

Hal ini yang menyebabkan harga wasabi menjadi mahal di samping manfaatnya yang sangat besar. Walau sebenarnya ada jenis wasabi yang ditanam di ladang dan dapat dipanen hanya dalam waktu 18 bulan, namun manfaatnya berbeda dengan wasabi yang ditanam di aliran air. Untuk memenuhi kebutuhan wasabi, masyarakat Jepang bahkan rela mengimpor sejumlah besar wasabi dari daratan Tiongkok, Taiwan, dan Selandia
Baru.

Produk olahan dari wasabi ada berbagai macam. Tersedia bubuk wasabi dalam kemasan kaleng dan juga pasta wasabi dalam kemasan tube. Bahkan di Jepang daun dan bunga wasabi digoreng sebagai tempura (digoreng bersama tepung). Selain untuk perasa pada makanan mentah, ternyata wasabi juga menjadi salah satu campuran pada beberapa bahan pembuat es krim.

Pengolahan bahan makanan yang rasanya pedas ini memang sangat unik, karena dapat dicampurkan pada berbagai jenis makanan sesuai dengan kebutuhan rasanya. Kreativitas pembuat makanan sangat dibutuhkan untuk menghasilkan makanan lezat yang berbahan wasabi ini. ***

About redaksi

Check Also

Tim PkM USM Sosialisasi Diversifikasi Olahan Buah Pala di SMKN H Moenadi Ungaran

SEMARANG,KORANPELITA – Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Semarang (PkM USM) melakukan Sosialisasi Diversifikasi Olahan Buah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca