Semarang,Koranpelita.com
Demontrasi yang menolak UU Cipta Kerja yang terjadi di Kota Semarang beberapa wskru lalu, serta berbagai daerah lainnya menimbulkan kekhawatiran adanya persebaran Covid-19 baru.
” Setelah mereka melakukan unjuk rasa dalam berkerumunan banyak orang, akhirnya belasan orang terbukti reakrif covid-19 setelah dilakukan pengecekan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang. Dari dua perusahaan yang dilakukan rapid test terbukti mereka terpapar,” ujar Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna dalam releasenya, Minggu (18/10/2020).
Menurut dia, sejak awal Polda Jateng tidak akan mengeluarkan izin terhadap aksi unjuk rasa atau izin keramaian, selama masa Pandemi ini guna mencegah mata rantai penularan Covid-19.
“Utamakan kesehatan dan keselamatan rakyat. Pandemi Covid-19 masih menghantui kita dan keluarga. Pakai masker, jaga jarak dan hindari kerumunan,” katanya.
Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, mencatat 10 buruh peserta demo tolak UU Cipta Kerja di depan DPRD Jawa Tengah beberapa waktu lalu dinyatakan positif COVID-19 berdasar hasil rapid test dan swab.
“Aksi unjuk rasa sulit untuk menghindar dari jarak atau kerumunan massa dan terbukti kekhawatiran kami bahwa 10 Buruh peserta demontrasi Positif Covid-19 dan 1 buruh Terpapar Positif Covid-19, Total 11 Buruh Positif Covid-19,” tambahnya
Meski demikian, pihaknya meminta supaya mengutamakan kesehatan dan keselamatan dalam Pandemi COVID-19, yang masih menghantui kita dan keluarga. “Pakai masker, jaga jarak dan hindari kerumunan,” pintanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam mengatakan, para buruh tersebut berasal dari dua perusahaan. 10 buruh tersebut terpapar COVID-19 bermula dari tes cepat yang dilakukan perusahaan-perusahaan terhadap karyawannya yang mengikuti aksi pada 7 Oktober 2020.
“Setelah di-rapidtest hasilnya reaktif. Kemudian (perusahaan) menghubungi dinas kesehatan untuk di-swab, ternyata hasilnya positif,” katanya.
Buruh yang dinyatakan positif tersebut, lanjut dia, sempat menulari satu buruh lainnya, sehingga total yang terpapar sebanyak 11 orang. Namun kondisi klinis ke-11 buruh tersebut baik dan masuk dalam kategori orang tanpa gejala.
“Saat ini (mereka) sedang menjalani isolasi di Rumah Dinas Wali Kota Semarang,” katanya.
Kadinas mengimbau, kepada para peserta aksi yang berlangsung di depan DPRD Jawa Tengah lalu, untuk segera memeriksakan diri jika merasa kondisi tubuhnya kurang sehat.
” Meski penelusuran sudah dilakukan dan dinyatakan tidak ada pasien lagi yang terpapar, selain 11 buruh tersebut,” pungkasnya.(sup)