Ciamis, Koeanpelita.com
Pariwisata, Seni dan Budaya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Terkait hal tersebut Prawita Genppari sebagai organisasi tempat berhimpunnya para pegiat kepariwisataan memberi perhatian dalam pengembangan dan pelestarian seni dan budaya daerah.
“Seni dan budaya daerah inilah yang pada akhirnya akan membentuk keragaman sekaligus kekayaan budaya nasional “ ungkap Ketua Umum Prawita Genppari Dede Farhan Aulawi setelah berkunjung ke Bale Budaya Daya Putra Galuh asuhan Abah Muhtar di Kabupaten Ciamis, Senin (12/10).
Dalam kunjungannya Tim Prawita Genppari diterima langsung oleh Abah Muhtar beserta tokoh lainnya, dan langsung menggelar diskusi terbuka dalam rangka menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa.
Di Bale Budaya tersebut tampak sederetan alat musik dan kerajinan daerah yang menunjukan identitas sebuah bale budaya. Di sini juga banyak masyarakat umum, termasuk mahasiswa dan pelajar yang menekuni berbagai kesenian sunda, seperti angklung, suling, kecapi dan sebagainya. Jadi bale budaya ini menjadi tempat yang tepat untuk menimba ilmu kesenian sunda,” ujarnya.
Dede juga mengatakan pemerintah, dalam hal ini Kemendagri telah menerbitkan beberapa regulasi. Pada tahun 2007 Menteri Dalam Negeri menerbitkan Permendagri No 39 Tahun 2007 Tentang Pedoman Fasilitasi Ormas Bidang Kebudayaan, Keraton Dan Lembaga Adat Dalam Pelestarian Dan Pengembangan Budaya Daerah. Berdasarkan Permendagri tersebut, Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan terhadap pemerintah daerah dalam pemberian fasilitasi terhadap ormas kebudayaan, keraton, dan lembaga adat dalam pelestarian dan pengembangan budaya daerah.
Budaya daerah merupakan pembentuk jati diri bangsa, kekayaan bangsa yang harus diperhatikan secara serius dan seksama terlebih di era disrupsi yangberimplikasi pada banyaknya perubahan seperti saat ini. Budaya daerah dapat memberi andil yang sangat besar dalam pembentukan jati diri bangsa dan proses regenerasi bangsa. Sudah saatnya kembali kepada nilai-nilai kearifan budaya lokal yang sudah banyak ditinggalkan. Sikap toleransi, gotong royong, musyawarah mufakat merupakan kearifan lokal yang harus dikedepankan sebagai identitas jati diri bangsa Indonesia.
Untuk itu, Ketum Prawita Genppari memberikan apresiasi yang setinggi – tingginya atas dedikasi Abah Muhtar dalam menjaga, memelihara dan melestarikan warisan budaya Sunda. Sebelumnya, Tim Prawita Genppari juga bersilaturahmi ke kediaman Ibu Chica yang didampingi oleh Kang Dicky, Abah Eko dan kang Tata.
“ Nampaknya Prawita Genppari memiliki nafas dan frekuensi yang sama dengan para tokoh masyarakat Galuh tersebut untuk memajukan pariwisata, seni dan budaya. Semoga pengurus Prawita Genppari di kabupaten Ciamis dan sekitarnya bisa segera terbentuk, “ pungkasnya. (D)