Jakarta, koranpelita.com
Meski Polri melarang dan tidak memberikan izin, namun Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) tetap akan menggelar aksi demo di depan Istana Negara hari ini (Kamis 8/10).
Aksi para mahasiswa dari berbagai universitas ini sebagai bentuk protes atas pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja menjadi undang-undang.
Larangan Polri terkait aksi demo mahasiswa ini kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono untuk mencegah terjadinya Pandemi Covid-19 dewasa ini. “Polri tidak mengizinkan demo dimasa Pandemi. Tidak diizinkan,” kata Brigjen Awi, Rabu (7/10).
Alasannya, penyampaian aspirasi dengan cara berkerumun dikhawatirkan melahirkan klaster penyebaran baru di sosial masyarakat. Alasan lain Polri melarang demo, ada Surat Telegram Rahasia (TR) Kapolri Jenderal Idham Azis terkait pencegahan demonstrasi soal isu Omnibus Law.
“Kapolri telah terbitkan Telegram guna maksimalkan upaya pencegahan klaster baru akibat demo,” tegas Brigjen Awi. Telegram bernomor STR/645/X/PAM.3.2./2020 itu diterbitkan tertanggal 2 Oktober 2020 ditandatangani Asops Polri Irjen Imam Sugianto atas nama Kapolri Jenderal Idham Azis.
Dalam surat itu secara tegas dikatakan, unjuk rasa di tengah pandemi akan berdampak pada faktor kesehatan, perekonomian, moral dan hukum di tatanan masyarakat.
Surat telegram Kapolri dikeluarkan demi menjaga kondusivitas situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di saat Pandemi Covid-19. Apalagi, sekarang pemerintah sedang berupaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Sebaliknya BEM SI tetap pada pendiriannya untuk menyuarakan penolakan omnibus law UU Cipta Kerja di depan Istana. Karenanya ribuan personal aparat gabungan Polri-TNI diterjunkan mengamankan demo tersebut.
Diperkirakan aksi ini melibatkan lebih dari 5.000 mahasiswa dari berbagai kampus di seluruh Indonesia. Selain itu ada juga aksi serentak di berbagai wilayah di Tanah Air.
“Kami dari Aliansi BEM SI akan melaksanakan aksi nasional yang dilaksanakan terpusat di Istana Merdeka pada 8 Oktober 2020 dan akan ada aksi serentak menuju tanggal 8 Oktober 2020 di wilayah masing-masing,” kata Koordinator Media Aliansi BEM SI Andi Khiyarullah, Selasa (7/10).
Aparat gabungan dari berbagai unsur telah disiapkan Polda Metro Jaya menghadapi aksi ini. Lebih dari 9.000 personel gabungan Polri-TNI disiapkan untuk melakukan pengamanan. “Untuk pengamanan kita siapkan 9 ribu personel lebih,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, Rabu (7/10).
Menurut Yusri, setidaknya 9.346 personel gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, dan pemda akan diturunkan mengamankan demo. Namun dia memastikan tidak ada izin demo yang dikeluarkan Polri.(Tgk)