Dede: Cipendeuy Dukung Wisata Edukatif dan Produktif

Bandung, Koranpelita.com

Berbagai terobosan dan ide – ide kreatif terus dikembangkan oleh Tim Prawita Genppari dalam rangka optimalisasi fungsi lahan. Lahan – lahan tidur atau lahan non produktif harus digagas secara langsung menjadi objek yang kreatif, edukatif dan produktif.

“Artinya dengan kreatif dan jeli dalam membaca potensi setiap lahan, mestinya bisa dikembangkan model wisata edukatif untuk mencerdaskan masyarakat lokal, sehingga setiap jengkal lahan bisa produktif dalam memberikan nilai ekonomi. Semua ini tentu akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat “, ujar Ketua Umum Prawita Genppari Dede Farhan Aulawi di Bandung, Jum’at (25/9).

Kunjungan kali ini bekerjasama dengan pemerintah kecamatan dan desa setempat serta tokoh masyarakatnya agar memiliki gambaran yang komprehensif supaya tidak salah dalam melangkah. Masalah kejelasan status tanah menjadi salah satu tolok ukur yang fundamental agar tidak ada permasalahan di kemudian hari. Pemanfaatan lahan non produktif pun pasti harus sepengetahuan dan seizin pemerintah setempat agar tidak timbul kesalahpahaman. Itulah sebabnya dalam hal pemanfaatan lahan, Prawita Genppari pasti akan selalu berkoordinasi dengan semua pihak agar nilai manfaatnya bisa optimal dan tidak menyisakan persoalan.

Hal itu ia sampaikan dalam saresehan setengah hari dengan para tokoh pemuda dan masyarakat setempat. Dede juga menjelaskan pentingnya kontribusi setiap warga negara untuk bangsa dan tanah airnya. Konsep pemanfaatan lahan juga tidak boleh mengabaikan kelestarian alam, sehingga konsep pengembangan ekowisata akan selalu beriringan dan satu tujuan dalam konsep pembangunan nasional yang berkelanjutan. Terlebih pengembangan wisata di berbagai daerah selama ini tanpa ada eksploitasi sumber daya alam, sehingga kelestarian dan keasrian alam tetap terjaga secara utuh.

“ Kejelian dalam melihat titik – titik potensial, lalu didesain seperti apa dengan investasi minimal akan merangsang gairah kreativitas anak bangsa di berbagai daerah. Pengembangan itu bisa dilakukan secara bertahap, tetapi yang terpenting adalah memulai ide awal yang sederhana namun menantang gairah eksplorasi pecinta pariwisata. Visi – visi kreativitas yang digabung dengan secercah keberanian untuk memulai merupakan kunci dasar dalam pengembangan potensi wisata. Termasuk berbagai literasi kepariwisataan yang mampu menambah khazanah dan mozaik keindahan dan kenyamanan suasana,“ ungkapnya.

Di kecamatan Cipendeuy Kabupaten Bandung Barat ini, Tim Prawita GENPPARI juga mengunjungi objek wisata yang terkenal di sana yaitu Kolam Renang Lio Resik. Kolam renang milik pensiunan PT, NTP bernama Ica Supriadi ini dibangun dan ditata dengan apik untuk menjawab kedahagaan masyarakata setempat akan hadirnya objek wisata air yang modern dan dikelola secara profesional. Di tempat ini, mata pengunjung juga akan dimanjakan oleh sederet keindahan alam dengan latar belakang danau Cirata. Tidak sekedar wisata, karena kolam ini juga memberi kesempatan latihan bagi masyarakat yang ingin bisa berenang. (D)

About redaksi

Check Also

Mengapa Disiplin dan Bersih Begitu Susah Di Indonesia ?

Oleh  : Nia Samsihono Saat aku melangkah menyusuri Jalan Pemuda Kota Semarang aku mencoba menikmati …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca