Jakarta, koranpelita.com
Polisi menghentikan penyelidikan atas kematian 5 anak buah kapal (ABK) KM Starinindo Jaya Maju VI yang mayatnya disimpat dalam freezer kapal tersebut. Alasannya, hasil visum dan otopsi yang dilkukan pihak RS Polri Ktamat Jati, Jakarta Timur tidak menemukan unsur pidana atas kematian 5 ABK itu.
Menurut Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Morry Edmond, setelah pihaknya melakukan penyelidikan tidak menemukan adanya kekerasan di tubuh ke 5 jenazah itu. Hasil visum dan hasil autopsi tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
Kelima ABK tersebut dipastikan meninggal dunia akibat menenggak minun keras oplosan. “Hasil visum tidak ada tanda-tanda kekerasan. Jadi dipastikan 5 ABK itu tewas akibat minuman oplosan,” kata AKBP Morry, Sabtu (19/7).
Memang sebelumnya polisi sempat curiga ke 5 ABK yang mayatnya ditemukan ditumpuk dalam freezer meninggal dunia lantara tertular virus Corona atau Covid-19. Namun setelah dilakukan pengecekan melalui rapid test dan hasilnya negatif.
Ada kekhawatiran polisi saat pertama kali mayat ditemukan ditakutkan ke 5 mayat itu terpapar Covid-19. Apalagi di tubuh mayat tidak ditemukan tanda tanda kekerasan. “Kami khawatir korban meninggal karena Covid-19, tapi setelah visum dipastikan korbam meninggal karena minuman oplosan,” ujarnya.
Atas dasar itu, pihak kepolisian menghentikan penyelidikan atas kasus penemuan lima jenazah ABK ini. “Kasusnya berhenti karena tidak ada unsur pidana,” tegas AKBP Morry.
Seperti diberitakan sebelumnya, petugas Polres Kepulauan Seribu menemukan lima sosok mayat di dalam freezer kapal ikan itu saat operasi penerapan protokol kesehatan di pelabuhan Kepulauan Seribu.
Petugas dibuat gempar adanya 5 mayat di dalam freezer kapal ikan Star Indo Jaya Maju VI, pada Kamis, 17 September 2020. Polisi curiga karena jumlah ABK tidak sesuai dengan datar yanv ada.
Awalnya pihak nakoda kapal sempat merahasiakan mayat ke 5 ABK itu kepada polisi. Setelah didesak kemana lagi 5 ABK yang terdaftar baru diakui bahwa mereka telah meninggal dunia dan mayatnya disimpan di dalam freezer.
Alasan pihak nakoda, saat kejadian mereka membutuhkan waktu satu minggu berlayar baru sampai pelabuhan. Agar mayat tidak membusuk akhirnya diputuskan disimpan dalam lemari es yang biasa diperuntukan buat menyimpan ikan.
Kelima korban itu, Muhammad Zulkarnain, Putra Enggal Pradana, Khairul Muttaqin, Miftahul Huda dan Muhammad Sonhaji. Polisi mengamankan dan merapatkan kapal ke Pantai Marina dan para ABK serta nakhodanya dimintai keterangan.(Tgk)
One comment
Pingback: https://wildtour.com.ua/?URL=https://ytow.net/