Jakarta, Koranpelita.com
Syeikh Ali Jaber, Ulama yang baru saja terhindar dari upaya pembunuhan di Lampung dijamin tidak punya musuh. Dipastikan Syeikh akan tetap berdakwah seperti sediakala. Syeikh Ali Jaber dikenal di kalangam Ulama adalah seorang Pendakwah yang selalu menampilkan kesejukan, kedamaian serta berupaya untuk menghindari konflik dengan siapapun.
“Saya berani jamin Syeikh Ali Jaber tidak pendendam dan tidak punya musuh. Saya sering mengikuti dakwah dakwah nya Syeikh Jaber, materinya disampaikan sederhana penuh kesejukan dan kedamaian. Karena sebagai Pendakwah dia tidak mengomentari hal hal politis. Saya tidak kaget jika pasca tragedi upaya percobaan pembunuhan itu Syeikh Ali tetap beraktifitas lagi seperti biasa,”ujar Adv. H.M.Ismail, SH, MH, Ketua Tim Advokasi Majelis Dzikir Rhuha Al Habsyi Indonesia Kamis (17/09/2020), di Jakarta.
Ismail menjelaskan, Syeikh Ali Jaber seringkali tampil bersamaan di suatu acara dengan Pimpinan dan Guru Besar Majelis Dzikir Rhuha Al Habsyi Indonesia Yang Mulia Habib Fauzi Al Habsyi. Kebetulan Ismail seringkali mendampingi YM Habib Fauzi Al Habsyi Dakwah & Dzikir keliling berbagai daerah.
Seringkali kedua Ulama besar itu menolak dan melarang petugas panitia membatasi interaksi keduanya dengan jamaah. Karena ada semacam budaya positif jika bisa bersalaman atau nenyentuh badan seorang Habaib merupakan kebahagiaan tersendiri bagi umat / jamaah. Bahkan jika jamaah berhasil sekedar dapat menyentuh baju Habaib nya saja punya kebanggaan tersendiri.
” Dengan kejadian ini jangan sampai dijadikan alasan untuk memberikan fasilitas keamanan yang berlebihan sehingga sang Ulama dan umat tidak lagi nyaman bahkan jadi lahir ketakutan baru. Jadi Umat Islam dan Jamaah biasa biasa saja deh. Semoga Allah SWT tetao nekindungi Ulama Ulana yang benar bebar berdakwah Islam yang sebenarnya, ” tegas Ismail yang juga Ketua Umum Pergerakan Wong Ndeso Bantu Negoro.
Di bagian lain Ismail menilai bahwa peristiwa percobaan pembunuhan ini merupakan bentuk Teror Kaum Kafir Komunis. Sejarah membuktikan sudah puluhan juta jiwa rakyat Indonesia jadi korban keganasan Kaum kafir. Oleh karena itu wajar jika sampai kapanpun rakyat Indonesia tetap menganggap Bahaya Laten. Umat bebagai agama untuk tetap saling bergandengan tangan agar Komunis jangan lagi hidup di NKRI. (D)
.