Solo,Koranpelita.com
Upaya aglomerasi angkutan umum yang menghubungkan sejumlah wilayah terus dilakukan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Usai meluncurkan Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng rute Purworejo-Magelang-Temanggung pada Selasa (1/9), kini giliran rute Solo-Sragen yang diluncurkan.
Peluncuran dilakukan Ganjar di halaman Balaikota Surakarta, Kamis (3/9/2020). Peluncuran dilakukan dengan penyiraman air kembang serta memecahkan kendi kepada bus yang akan melayani rute itu. Dalam peluncuran itu, hadir pula Wali Kota Solo dan Wakil Wali Kota Solo serta jajaran Forkompimda setempat.
BRT Trans Jateng rute Solo-Sragen tersebut, akan melayani penumpang mulai Terminal Tirtonadi Solo hingga Terminal Sumberlawang Sragen. Sebanyak 14 armada yang akan melayani rute itu, dengan jeda maksimal keberangkatan 10-15 menit.
Para penumpang BRT Trans Jateng nantinya akan dikenai tarif Rp 4000 untuk umum dan Rp 2000 untuk pelajar, buruh dan veteran. Namun sampai 9 September nanti, penumpang dapat menaiki moda transportasi itu secara gratis.
Usai peresmian, Ganjar langsung menjajal moda transportasi yang murah dan nyaman itu. Saat masuk ke bus, pihaknya terkejut karena langsung disambut enam orang emak-emak yang duduk rapi.
“Lho iki sopo? Kok sudah naik bus,” tanya Ganjar.
Kepada Ganjar, emak-emak itu mengatakan, berprofesi sebagai pedagang pasar. Setiap hari, mereka harus bepergian ke sejumlah pasar di wilayah Solo Raya untuk berjualan.
“Kulo pedagang pasar pak (saya pedagang pasar pak), niki njajal BRT, jare nyaman (ini mencoba BRT yang katanya nyaman). Ternyata beneran enak pak,” kata Marti (62) warga Sumberlawang Sragen.
Marti bersyukur Gubernur Jateng membuka rute BRT Trans Jateng Solo-Sragen. Sebab, moda transportasi yang murah dan nyaman itu memang sudah diidamkan.
“Maturnuwun pak, sakniki ongkos angkot murah (sekarang ongkos angkutan umum murah). Naik bus senyaman ini, hanya Rp 4000 untuk penumpang umum seperti saya. Biasanya, kalau ke pasar tiap hari saya harus bayar Rp 7500. Sekarang lebih- murah, jadi sisanya bisa ditabung untuk tambahan kebutuhan lainnya,” imbuh Marti.
Hal senada disampaikan Sri Lestari (55) pedagang pasar lainnya. Selain mahal, seringkali angkutan umum yang dinaikinya dalam kondisi penuh berjejal dan panas..(sup)