Blora, Koranpelita.com
Hamparan lapangan sawah tiba-tiba meledak mengeluarkan semburan lumpur dan gas beracun. Kejadian di kawasan Kesongo, Blora, Jawa Tengah, Kamis 27 Agustus 2020 jam 05:00 WIB.
Letusan Kesongo (bahasa Jawa Ngordho) menurut saksi mata, Marno yang juga korban, ketika sedang mengeluarkan ternak kerbau untuk digembala bersama ternak lainnya.
Marno menggiring kerbau untuk minum di rawa dekat pusat letusan, kemudian Marno merasakan tanah bergetar dan melihat tanah pecah mengeluarkan lumpur. Sebagian kerbaunya terkubur lumpur tersebut dan ternak lainnya berhamburan.
Marno menyelamatkan diri dengan berlari tanpa menghiraukan ternaknya lagi. Sedang tiga saksi mata lainnya yaitu Sukimin, Kadis dan Warino yang berada di belakang kandang kurang dari jarak 50 meter juga berlari menyelamatkan diri.
Setelah itu ada letusan susulan dengan durasi kurang dari 10 menit, warga yang mengecek lokasi menemukan para korban tersebut sudah pada lemas; karena menghirup asap belerang yang keluar dari letusan tersebut.
Warga langsung membawa Kadis, Marno dan Sukimin ke Puskesmas Doplang, sedang Warino dibawa Ke RS Habibullah. Alhamdulillah kurang dari sejam, korban dinyatakan sembuh.
Sampai dengan jam 10, masih ada puluhan ternak belum ditemukan dan diduga terkubur material lumpur, sebanyak 19 ternak diperkirakan terkubur lumpur.
Selama ini tenang, tidak ada tanda-tanda bergolak, bahkan banyak yang datang untuk berwisata. Mendadak hamparan kosong gung liwang-liwung, terkesan mistis dan angker, kawasan kosong yang populer bernama Oro-Oro Kesongo, meletus menyemburkan lumpur dan gas.
Hamparan tanah nonproduktif (kosong) yang sebelumnya juga dikenal lokasi untuk mencari pesugihan (ritual memohon rezeki mistik) itu, bergolak menggegerkan kalayak, berbau gas menyengat, dan meminta korban 16 ekor ternak kerbau warga mati ambles bumi.
“Kami turunkan petugas ke lokasi Bumi Kesongo, pasang papan peringatan, dan menyemangati warga sekitar,” jelas Administratur (Adm) Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung, Blora, Jawa Tengah, Ahmad Basuki.
Sebelum ledakan lumpur setinggi 2-4 meter ke udara, Perhutani KPH Randublatung, Blora, telah menata kawasan hutan Kesongo (Bumi Kesongo).
Lahan kosong yang masuk kawasan Perhutani itu, seluas 119,1 hektar berupa padang/gunungan lumpur, rumput, rawa, dan sudah ratusan tahun dalam kondisi kosong.
Kondisi sehari-hari Kawasan Bumi Kesongo berupa tanah kosong, gung liwang liwung, hanya tumbuh rumput, tanpa penghuni, dan sering dimanfaatkan untuk wisata ritual. (D)