Cisarua, Koranpelita.com
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) dan pemerintah jangan mengkhianati hak dan keinginan Rakyat Indonesia yang mayoritas menolak RUU HIP, RUU BPIP dan minta lembaga BPIP dibubarkan.
DPR dan MPR masih sangat ingin mengganti Ideologi Pancasila. Oleh karena itu umat beragama di Indonesia wajib waspada.
“Permainan elit elit di DPR, MPR dan Pemerintah sudah sangat jelas terlihat serta dapat dirasakan oleh rakyat Indonesia. Mereka berupaya terus untuk mengganti Pancasila. Mengubah nama draft RUU HIP menjadi RUU BPIP adalah akal akalan. Karena ruh, jiwa atau semangat RUU HIP ataupun RUU BPIP itu ujung ujungnya untuk mengganti Ideologi Pancasila,” ujar H.M Ismail, SH, MH, Ketua Umum PWNBN (Pergerakan Wong Ndeso Bantu Negoro) usai menutup Rakernas PWNBN, Senin (10/08/2020) di Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
Menurut dia unjuk rasa di seluruh daerah oleh umat dan tokoh tokoh agama di Indonesia adalah jelas menolak bentuk draft apapun untuk perubahan butir butir isi Pancasila. Dengan dimasukannya draft perubahan RUU HIP menjadi RUU BPIP dan akan dibahas oleh DPR RI diduga rakyat akan tertipu lagi untuk kesekian kalinya. Bisa saja pada waktunya Rakyat Indonesia setelah bangun tidur akan kecolongan Dasar Negaranya bukan Pancasila lagi.
H.M.Ismail yang juga Ketua Tim Advokasi Majelis Dzikir Rhuha Al Habsyi Indonesia wanti wanti kepada semua Umat Beragama yang ada di Indonesia untuk waspada jangan sampai kecolongan lagi. Jangan sampai modus “gerakan tengah malam” pengumuman sebuah Keputusan Pemerintah dilakukan terjadi lagi. Umat beragama harus cegah tragedi seperti pengumuman hasil Pilpres oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) atau pengumuman Revisi Undang Undang KPK yang lalu terulang lagi.
Jika Lembaga Legislatif dan Eksekutif mau jujur, terbuka kenapa proses pengesahan keputusan penting untuk rakyat dilakukan diam diam.
“Sudah sangat jelas perilaku pembuat makar itu melahirkan RUU HIP atau RUU BPIP diduga ingin mencopot peran Tuhan Yang Maha Esa dalam setiap sendi sendi kehidupan Umat beragama di Indonesia,” tegasnya.
Diingatkan oleh Ismail jangan lakukan lagi kesalahan yang pernah dilakukan Presiden RI Sukarno. Karena pada puncak kejayaannya dalam sebuah pidato “Nawaksara” nenawarkan konsep perubahan Dasar Negara dari Pancasila menjadi Ekasila. (D)