Banjarmasin, Koranpelita.com
Tak puas dengan kinerja PT PLN yang dinilai menerapkan kebijakan sepihak, puluhan massa yang tergabung dalam
LSM FORPEBAN Kalsel, Senin (15/6/2020) pagi menggelar aksi demo di kantor PLN Cabang Banjarmasin di Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin.
Ketidakpuasan mereka dipicu, seperti adanya pencatatan meter dengan sistem perkiraan rata-rata pemakaian, hingga tagihan rekening yang diberlakukan masih dimasa pandemi Covid-19. Parahnya lagi, jumlah tagihan pun membengkak.
Tak itu saja, PLN dituding masih tak transparan dan tak profesional, karena sudah bertahun-tahun terkesan enggan mencantumkan jumlah pemakaian Kwh serta pengkalian harga per Kwh-nya, dalam setiap kwitasi tagihan bulanan.
” Kita bisa lihat kinerja PT PLN ini sangat tidak profesional dan jauh dari tranparan. Sebab itu kedepan kita minta dicantumkan pada kwitasi,” ujar Koodinator aksi, Dinjaya saat orasi di depan pimpinan PLN pagi itu.
Untuk pembengkakan pembayaran listrik, LSM meminta PLN menjelaskan dan mempertangungjawabkan sekaligus memberikan keringanan kepada pelanggang yang terkena tagihan tambahan.
Mereka menilai PLN sangat tidak pantas memunculkan utang kepada pelanggan secara tiba-tiba. Sebab bagaimanapun juga perbuatan pencatan meter dengan ‘perkiraan’ merupakan kesalahan petugas PLN harus dipikul PLN sendiri dan bukan dibebankan ke pelanggan.
Terlebih himbawan wajib bagi masyarakat untuk diam dirumah semasa pandemi, itu merupakan kebijakan pemerintah yang seharusnya merupakan tangungjawab pemerintah pula. Tetapi sebaliknya, PLN menagih pembayaran yang membengkak masih dalam suasa covid dan prekonomian masyarakat masih belum bergerak.
“PLN harus memperhatikan ini dan bertanggungjawab”tegas Dinjaya.
Aksi demo yang dikawal ketat aparat kepolisian itu, massa LSM juga meminta agar pihak yang berwajib mengadakan pemeriksaan atau uji kevalidan atas camera yang digunakan PT PLN yang digunakan oleh petugas pencatat meter listrik kerumah pelanggan. ” Kita minta juga aparat untuk mengecek kamera yang digunakan untuk memoto meteran listrik,” tegas Dinjaya.
Manajer Bagian Transaksi PLN Cabang Banjarmasin, Teguh Wasito, menyatakan menyambut baik suara masyarakat dan aksi yang disampaikan, karena juga memberikan kontrol kepada pihaknya.
Tetapi untuk kenaikan daya itu menurutnya karena penambahan pemakaian masyarakat dan, jika kurang yakin nanti bisa dicocokan dengan stan meter milik pelanggan dengan milik PLN.
” Kalo memang ada yang tidak puas bisa menyampaikan pada bagian layanan atau call center-nya,” kata Wasito.
Terkait usulan masyarakat agar PLN mencantumkan jumlah pemakaian Kwh dan pengkalian dengan harga per Kwh dalam kwitasi tagihan bulanan, Warsito mangaku akan menyampaikan ke pimpinannya. ” Itu jadi bahan masukan dan kami sampaikan keatasan. Mungkin juga jika masyarakat ingin berinteraksi kita akan buka pintu lebar-lebar,” pungkasnya.
Manajer bagian konstruksi PLN Cabang Banjarmasin, Masiyam, menambahkan, adanya tagihan listrik yang saat ini naik bukan karena tarifnya naik, melainkan adanya hutang masyarakat yang harus ditagih atau dibayar masyarakat kepada PT PLN. (Ipik)