#Mahasiswa UPR Kecipratan Seribu Paket Sembako
Palangka Raya, Koranpelita.com.
Distribusi bantuan paket sembako secara pribadi Gubernur Kalteng Sugianto Sabran dan anggota DPR-RI Agustiar Sabran menyasar kampus Universitas Palangka Raya (UPR). Bantuan diserahkan pembina Gerakan Milenial Lawan Covid-19 Agustiar Sabran bersama Relawan Muda Sugianto Sabran kepada Ketua BEM UPR Jefryco Seran, Sabtu (2/5) di halaman rektorat UPR.
Bantuan sebanyak seribu paket sembako, akan didistribusikan kepada mahasiswa UPR yang terdampak covid-19. BEM UPR sendiri sudah melakukan pendataan mahasiswa terdampak covid-19 melalui BEM Fakultas. Nanti distribusi langsung dilakukan dan diberikan kepada mahasiswa yang berhak. Apalagi sekarang banyak mahasiswa yang terdampak covid-19, akibat orang tua di daerah kesulitan secara ekonomi.
“Banyak mahasiswa yang sekarang dalam kondisi sulit. Dulu masuk kategori mampu, karena orang tua masih bekerja. Setelah covid-19, akhir terdampak, dan kesulitan ekonomi,” ungkap Ketua BEM UPR Jefryco Seran.
Menurut Jefry, bantuan paket sembako yang disalurkan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran dan anggota DPR-RI Agustiar Sabran, sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Apa yang dilakukan, merupakan bentuk kepedulian seorang pemimpin kepada rakyatnya. Gubernur nampaknya tidak ingin, ada rakyat yang kelaparan. Dengan menggunakan dana pribadi, beliau langsung memberikan bantuan untuk yang membutuhkan.
Sementara, Rektor UPR Andrie Elia menjelaskan, jumlah mahasiswa sekarang mencapai 18 ribu. Sekitar 6.600 diantaranya, ikut terdampak covid-19. Untuk itu, pihaknya bersyukur ada distribusi bantuan dari Gubernur Kalteng. Memang jumlahnya masih sedikit dibandingkan dengan mahasiswa terdampak, tapi patut disyukuri ada kepedulian pemimpin daerah terhadap mahasiswa UPR.
“Kami mendoakan semoga Gubernur Kalteng Sugianto Sabran dan anggota DPR-RI Agustiar Sabran senantiasa diberikan kesehatan jasmani, rohani serta umur panjang,” ungkap Andrie.
Andrie mengajak semua pihak untuk peduli terhadap mahasiswa yang terdampak covid-19. Pihaknya sangat terbuka bagi siapa saja yang ingin membantu mahasiswa, bahkan kalau ada partai politik dipersilakan. UPR tidak terbatas untuk satu kalangan, tetapi bagi semua. Karena yang paling penting menyelamatkan mahasiswa terdampak covid-19. Apalagi mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa.
UPR, jelas Andrie, terus mendata mahasiswa yang terkena dampak covid-19. Nantinya secara resmi akan dilaporkan kepada pemerintah daerah, untuk mendapatkan bantuan. Bagi mahasiswa yang berasal dari luar Kalteng, UPR mengirimkan surat kepada pemerintah provinsi masing-masing. Hal itu agar pemprov tempat mahasiswa berasal bisa menyisihkan bantuan untuk mahasiswanya yang berada di UPR.
“Kita tidak ingin ada mahasiswa yang kelaparan. Nanti malu dengan daerah lain. Jadi kita berupaya mencukupi kebutuhan pangan mahasiswa yang berada di UPR,” tegas Andrie.
Anggota DPR-RI Agustiar Sabran di sela penyerahan bantuan memastikan, bantuan yang disalurkan merupakan bentuk gerakan kemanusiaan. Dirinya bersama Gubernur Kalteng Sugianto Sabran tergerak untuk membantu rakyat yang sedang kesulitan. Gerakan ini bukan baru. Ia bersama keluarga besarnya, sudah puluhan tahun mendistribusikan bantuan untuk rakyat kurang mampu. Jadi tidak perlu dipolitisasi, atau menimbulkan rasa iri.
Ditegaskan Agustiar, setiap menjelang hari besar keagamaan, bantuan paket sembako selalu disalurkan. Itu sudah berjalan puluhan tahun lamanya. Apa yang dilakukan sekarang, merupakan panggilan hari. Ia ingin menggerakkan pengusaha, maupun pejabat lain untuk membantu rakyat. Banyak pejabat atau pengusaha yang mempunyai kemampuan melebihi dirinya. Tentu perlu digerakkan, untuk membantu masyarakat yang sedang kesulitan.
“Saya bersama Gubernur melakukan ini, bukan karena lebih hebat, pintar, atau cerdas. Tapi kami ingin mengimbau orang lain agar tergerak,” tegas Agustiar.
Bantuan sendiri, jelasnya, berasal dari pribadi. Ia menyumbangkan gaji dan tunjangan selama lima tahun menjabat di DPR-RI dengan total Rp4 miliar. Sedangkan Gubernur menyumbangkan honor, gaji, dan biaya rumah tangga selama lima tahun menjabat dengan total Rp9 miliar. Dana itu disalurkan dalam bentuk paket sembako. Karena pangan menjadi kebutuhan dasar masyarakat sekarang, untuk menghadapi pademo covid-19.
Sangat wajar, jelas Agustiar, dirinya bersama Gubernur mengembalikan apa yang didapatkan selama lima tahun menjabat kepada rakyat. Gubernur dan anggota DPR-RI digaji rakyat. Ketika rakyat kesulitan, tentu perlu dibantu. Uang dari rakyat dikembalikan untuk rakyat. Ia menyadari, tidak mungkin Gubernur ada, kalau tidak dari rakyat. Ketika rakyat membutuhkan, saat itu dirinya hadir untuk rakyat.
“Kami dipilih rakyat. Ketika rakyat kesulitan, kami berada digarda terdepan bersama rakyat. Memang apa yang diberikan, tidak bisa mengakomodir semua. Itu karena memang keterbatasan kami. Jadi kami memohon maaf. Mudahan kami masih bisa berbuat untuk rakyat,” tegas Agustiar.( Ruslan AG).