Semarang,Koranpelita.com.
Wabah covid-19 tidak hanya menghantam sektor kesehatan dan ekonomi. Sektor lain termasuk seni budaya juga menjadi korban pandemi ini.
Hal itu dirasakan betul oleh puluhan seniman wayang orang Ngesti Pandowo yang tinggal di Kampung Arya Mukti Pedurungan Kota Semarang. Mereka yang biasa tampil dalam acara-acara seni, terpaksa libur dan tidak mendapatkan pemasukan.
Kondisi itu tidak membuat mereka patah arang. Beberapa diantaranya nyambi jualan kecil-kecilan di rumah, ngojek online atau berwiraswasta dan mencari pekerjaan lainnya.
“Sudah sebulan lebih nggak pentas, penghasilan ya tidak ada karena biasanya dapat uang dari pentas. Biasanya seminggu dapat Rp 40.000,” kata salah satu seniman Ngesti Pandowo, Sri Wahyuni di Semarang, Minggu (19/4/2020).
Sri yang telah bermain wayang orang sejak tahun 1973 itu merasakan betul dampak covid-19. Meski begitu, ia tidak putus asa dan akan tetap menekuni dunia seni.
“Soalnya senang dengan dunia seni. Kalau dulu bisa nari, sekarang sudah tua. Paling kalau pentas, dapat peran jadi emban (pengasuh),” imbuhnya.
Hal senada disampaikan Bagiyo Gareng, seniman Ngesti Pandowo lainnya. Menurutnya, saat ini hampir 70 anggota Ngesti Pandowo kesulitan karena wabah covid-19.
“Kalau yang ada di kampung ini sekitar 23 kepala keluarga, lainnya tinggal di rusun dan ada yang ngontrak,” terangnya.
Sudah sebulan lebih Ngesti Pandowo tidak tampil. Akibatnya, penghasilan anggotanya jadi tidak menentu. Ada beberapa anggota yang mencari kerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Kalau tidak ada corona ini, sebenarnya pentas itu menghidupi kami. Tapi sekarang, semua memang terdampak. Tidak hanya kami, tapi semua seniman di Jawa Tengah terdampak,” tegasnya.
Meski begitu, Bagiyo tetap meminta teman-temannya bersabar. Semua harus sabar dan berdoa agar pagebluk ini segera berakhir.
“Kalau dibilang stres ya stres, tapi kita harus sabar. Semoga virus ini segera berakhir,” pungkasnya.(sup)